Klik disini untuk melihat judul cerita yang akan segera terbit !!
Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 17 Agustus 2014

Amoy Singkawang

Bagikan :

Ini adalah perjalananku yang ke dua ke Singkawang, Kalbar. Kali yang pertama aku mengikuti rombongan ke kota amoy itu meninjau perkebunan jeruk di daerah Tebas
lalu menginap di Singkawang. Itu adalah 3 tahun sebelum ini.
Kali ini sebenarnya aku tidak punya jadwal ke Singkawang, tetapi hanya tugas ke Pontianak. Untuk memuaskan rasa penasaranku, kali ini aku melaju sendiri dari Pontianak dengan mobil travel. Pagi-pagi sekali mobil sudah menjemput ke hotel lalu berkeliling menjemput penumpang lainnya sehingga akhirnya agak siang juga berangkatnya dari Pontianak.
Aku dijemput pertama kali sehingga bisa bebas berbicara dengan supir. Aku minta diantar ke sebuah hotel yang letaknyanya di tengah kota. Siang sesampai di Singkawang aku diturunkan di deretan pertokoan, hotel yang ditunjuk supir travel, sebuah hotel yang menyatu dengan gedung bioskop. Bioskop di bawahnya dan hotel di atas bioskop. Mungkin bangunan itu sekarang sudah berubah.
Aku chek in di hotel itu lalu turun menelusuri toko-toko maksudnya mau cari makan. Ada beberapa restoran Cina, aku memilih yang kira-kira menarik. Aku berhenti di sebuah restoran yang kelihatan cukup ramai. Kelihatannya banyak yang memesan kwetiau sapi goreng, aku pun ikut-ikutan. Ternyata memang enak .
Lepas makan dan merokok lalu ngopi di warung kopi hotel, kok mata agak narik alias berat, Aku naik ke kamar untuk sekedar melepas lelah dan akhirnya tertidur. Jam 5 sore aku terbangun lalu mandi untuk menyegarkan badan.
Setelah segar aku turun ke bawah untuk cuci mata melihat orang berlalu lalang. Sebagian yang seliweran memang orang china. Aku berdiri di dekat pintu masuk mengarah ke gedung bioskop. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh colekan seseorang. “ Ko bagi duit dong,”
Seorang wanita china menyolekku. Kuperhatikan sosoknya bukan kayak pengemis, karena badannya bersih dan pakaiannya cukup bagus. “Untuk apa,” tanyaku.
“Untuk makan ko, seharian belum makan,” katanya.
Tentu saja aku tidak percaya orang senecis dia gak punya duit, sampai seharian belum makan. Iseng aja aku tawarkan, “ Kalau saya ajak makan, mau gak,” tanyaku.
“Mau,” katanya polos.
Aku ajak dia makan dan minta dia menunjukkan tempat makan kesukaannya. Sebuah restoran yang tidak terlalu besar, tetapi cukup ramai. Aku memesan mi pangsit, dia memesan nasi dengan lauk yang aku kurang tahu karena dia ngomong bahasa hokkian dengan pelayannya. Kelihatannya memang dia lapar sekali, karena makan sangat lahap dan banyak pula.
Berarti orang ini tidak nipu, karena memang benar dia lapar. Setelah selesai makan dia mengiba, untuk boleh beli makanan yang dibungkus, katanya untuk anaknya yang dirumah juga kelaparan.
Sementara menunggu makanan selesai di buat, aku mengorek latar belakang kehidupannya. Dia bercerita bahwa, suaminya stress setelah bangkrut karena ditipu orang. Suaminya pergi begitu saja, tanpa pamit sudah lebih dari 3 bulan.
Anaknya yang beresekolah SMP terpaksa berhenti karena tidak mampu bayar uang sekolah, barangnya sudah habis terjual satu persatu untuk makan. Cewek china ini lumayan juga meski umurnya tidak muda lagi. Aku taksir umurnya sekitar 30 tahun, tapi tubuhnya masih terlihat langsing.
Iseng aja aku tanya dia, kalau dia mau duit, dia harus nemeni aku tidur. Dia tertunduk diam saja.”Maaf ko, tapi saya gak pernah, memang saya lagi butuh duit, saya gak bisa nemeni kokoh malam ini,kalau kokoh mau, gimana kalau besok aja, saya bisa kemari jam 10, kokoh nginep di hotel itu ya,” ujarnya.
Aku merasa kasihan sebenarnya, tetapi tujuanku ke Singkawang kan memang mau menjajal amoy. Kami kemudian saling tukar no hp dan aku memberinya lima ratus ribu. Air mukanya tidak bisa disembunyikan dari rasa senangnya menerima duit.
Sepeninggalannya hari mulai gelap. Ada beberapa tukang ojek yang nongkrong di depan hotel. Salah satu mendekatiku. “ Ko mau cari amoy,” tawarnya.
Dia menawarkan kesanggupan mengantar aku ke kantong-kantong tempat amoy yang bisa dikeloni malam ini. Setelah sepakat soal jasanya kami berkeliling dengan sepeda motor mendatangi kalau gak salah ada 5 tempat. Aku kecewa karena stok amoy yang aku lihat sangat di bawah standar, sehingga aku jadi tidak berminat. “Ko kalau yang bagus-bagus sudah ke Jawa atau jadi istri orang taiwan, jadi ya maklum aja kalau stok yang ada ya kurang bagus,” kata si pengojek.
Aku putuskan malam ini lebih baik tidur sendiri saja. Besok aku akan bisa menjajal si cewek stres tadi. Menurutku tampangnya jauh lebih bagus dari semua cewek yang ditawarkan tukang ojek tadi. Meski umurnya tidak lagi abg, tapi bodynya masih langsing dan badannya tinggi. Cewek seumuran dia biasanya malah servicenya memuaskan- dibanding abg yang hanya bisa telentang dan diam saja dingin seperti batang pisang.
Ketika aku sedang asyik menikmati sarapan pagi di hotel, Hpku bergetar, nama si cewek china yang aku simpan dengan nama Aling, begitu memang dia menyebut namanya. “Ko jadi kan nanti kita ketemu, koko tunggu di bawah di luar ya saya takut masuk ke hotel sendirian,” katanya.
Setengah jam sebelum waktu yang dijanjikan aku turun keluar hotel. Ternyata dia sudah ada di sana dengan baju tank top merah, sehingga kontras dengan kulitnya yang putih. Aku tanya dia apakah dia mau sarapan dulu, dia menggeleng karena katanya sudah makan di rumah.
Aku mengajaknya masuk ke hotel dan langsung menuju kamarku. Dia agak kikuk duduk di dalam kamar. Mungkin baru pertama kali dia masuk hotel dengan orang yang bukan suaminya. Aku tawarkan minuman dari mini bar, dia menolak, dan memilih meminuh air mineral.
Sebelum memulai acara aku tawarkan dia untuk ke kamar mandi, untuk bersih-bersih dan mungkin juga membuang sedikit hajat kecil. Aling menuruti, lalu masuk ke kamar mandi. Keluar dari kamar mandi masih dengan pakaian lengkap. Ini sudah menunjukkan kalau dia memang belum pengalaman. Cewek yang sudah sering melayani tamu di hotel, dia akan mengenakan handuk saja sekeluar dari kamar mandi.
Aku ajak dia duduk di tepi bed. Setelah ngobrol basa basi sejenak ketika aku ajak berbaring, dia nurut saja. Badannya terasa dingin terutama telapak tangannya. Mungkin dia nervous dan tidak tahu harus bagaimana . Kutarik tubuhnya sehingga miring dan berhadapan denganku yang juga miring. Aku cium keningnya. Dia diam saja sambil menutup mata. Sebetulnya dia sudah pasarah. Seandainya aku telanjangi pun dia pasti pasrah. Namun aku tidak ingin permainan ini berat sebelah, maksudnya hanya aku yang berhasrat tetapi ceweknya tidak.
Aku ingin menikmati jika ceweknya juga berhasrat. Setelah mencium keningnya aku mencium pipinya dan merayap ke bibirnya. Dia menerima ciuman bibirku dan aku mulai melumatnya perlahan-lahan-lahan. Awalnya dia tidak menanggapi, tetapi tak lama kemudian lidahnya ikut bermain memasuki rongga mulutku. Dengusan nafasnya juga makin keras. Tangannya memeluk tubuhku dan meremas-remas tubuhku.
Aku merasa birahinya sudah mulai naik, perlahan-lahan tanganku meremas buah dadanya dari luar baju. Terasa sangat penuh bongkahan buah dada yang terbungkus BH. Puas meremas kiri dan kanan sambil terus melumat bibirnya, Tanganku mulai merayap masuk ke balik kaus tank topnya dan merambah langsung ke balik Bhnya. Terasa kenyal buah dadanya dan pentilnya pun sudah menegang.
Aku berusaha melepas kaitan BH di bagian belakang tubuhnya. Setelah terlepas kemudian aku berusaha meloloskan kaus tank topnya sehingga tubuh atasnya terbuka tanpa halangan.
Kedua bongkahan buah dadanya bentuknya mengiurkan, putingnya berwarna merah muda dengan kombinasi kulit putih bersih. Putingnya kelihatan mengeras dan lumayan menonjol. Tanpa menunggu lama aku langsung jilati dan hisap sambil menggigit-gigit pelan di putingnya. Aling mulai merintih nikmat.
Puas mengeksplor tubuh bagian atasnya aku berusaha melepas celan jeans sekaligus dengan celana dalamnhya. Perutnya terlihat cukup terawat, karena tidak menggelembung dengan timbunan lemak. Di beberapa tempat memang tampak ada strach, tetapi tidak terlalu mengganggu, Wajarlah dia kan sudah pernah mengandung.
Jembutnya dicukur habis, sehingga bentuk memeknya menggelembung seperti memek anak kecil. Belahannya terlihat rapat, hanya ada sedikit daging menonjol. Tonjolan itu adalah bibir dalamnya yang mungkin agak berlebih.. Tanganku membelai gundukan yang menggemaskan. Sambil membelai jari tengahku menyeruak ke belahan pepeknya. Belahan memek itu telah berlendir dan cenderung banjir. Secara sembunyi-sembunyi aku mencium jari tengahku yang belepotan dengan lendirnya. Tidak ada bau, berarti memeknya sehat.
Aku merosot ke bawah dan perlahan -lahan mengarah ke belahan memeknya. Penasaran ingin melakukan oral. Si Aling kelihatannya mengerti sehingga dia merenggangkan kedua kakinya dan memberi ruang untuk aku menjilati memeknya.
Lidahku tidak sulit mencapai belahan memeknya, Dengan kedua tanganku ku buka belahan memeknya sehingga terlihat warna merah muda yang basah. Mulut langsung aku tangkupkan ke belahan memek itu dan lidahku dengan mudah menemukan clitorisnya yang ternyata sudah nongol. Clitorisnya langsung aku hajar dengan jilatan-jilatan yang maut.
Aling makin berisik dengan lenguhan dan rintihan kenikmatan sehingga agak mengkhawatirkan aku bisa terdengar keluar kamar. Dia tergolong wanita yang mudah mencapai orgasme, karena tidak berapa lama kemudian dia sudah menjerit keras sambil menjepit kedua pahanya sehingga kepalaku tidak dapat bergerak. Memeknya berkedut-kedut dan makin berlendir aja.
“Aduh koh, pinter amat mainin memekku, baru sebentar aja aku sudah nyampai,” katanya.
Aku tanya apakah pernah merasakan memeknya muncrat. Eh dia malah heran, karena menurut dia mana bisa cewek muncrat kayak cowok. “ Mau coba,” tanyaku.
Dia mengangguk lemah. Aku kembali merangsang clitorisnya sampai dia on lagi. Setelah on kedua jariku menyeruak masuk ke lubang memeknya dan mulai memainkan area g spotnya. Mulanya tidak ada reaksi, tetapi akhirnya muncul juga reaksi yang aku harapkan. Dia mulai mengerang dan mengejang-ngejang lalu tidak lama kemudian menjerit ketika orgasmenya tercapai. Dan dari belahan memeknya mancur semprotan bebeapa kali, sampai dia sendiri bingung karena katanya dia ngompol dan gak bisa nahan.
“Koh seumur-umur baru pernah sekali ini wa ngrasain kayak gini, kokh lihai banget maennya,” kata Aling.
“Gak nyangka koko yang baik, kasih duit saya dan sekarang muasin saya. Sejak suami pergi saya gak pernah main ama laki-laki. Paling-paling ai gosok-gosok aja sampai terasa enak,” katanya memuji.
“Ko maunya koko gimana biar saya puasin, tapi maaf ya ko saya belum banyak pengalaman, paling cuma ama suami doang, itu pun mainnya cuma sebentar, saya sering gak dapet, ajarin ya ko, kan koko kayaknya pengalaman banget.” katanya.
Cewek ini sudah menyatakan kepasrahannya melayaniku, sehingga apa pun yang aku inginkan pasti akan dia turuti. Sebetulnya aku sudah berhasrat sekali menyetubuhinya, tetapi jika langsung main, rasanya kurang sensasi. Aku minta Aling memijatku dalam keadaan telanjang. Aku katakan bahwa aku menginginkan suatu sandiwara.
Aling agak mengerutkan dahinya tanda dia agak kurang paham. Aku katakan, anggaplah aku seorang raja yang harus dilayani oleh selir, sehingga sebagai selir harus mengambil inisiatif untuk memuaskan rajanya. Pertgama ku katakan bahwa raja perlu dipijati dan dimanja.
Aling setuju tetapi dia minta aku menuntunnya. Aku tidur telungkup, Aling memulai perannya memijatiku mulai dari kaki sampai punggung dan bahu. Pijatannya memang kurang terasa mantap, tetapi aku menikmati gesegak tubuh telanjangnya menggerus-gerus badanku bagian belakang.
Pada posisi tengkurap aku melipat kedua kakiku dan Aling kuminta menyangga pahaku dengan pahanya pada posisi dia bersimpuh. Selangkanganku terangkat dan kemaluanku bebas menggantung. Aling kuminta mengurut sekitar kemaluanku sampai ke batang penis. Jamahan dan urutan tangannya terasa sangat nikmat dan memberi sensasi yang luar biasa. Jika aku ikuti kenikmatan ini bisa-bisa aku muncrat.
Aku mengubah posisi dengan posisi seperti merangkak dan Aling berada di antara kedua pahaku. Penisku yang menggantung aku minta dia isap sambil dia mengurut sisi-sisi kemaluanku. Nikmatnya melebihi nikmat dioral ketika telentang. Mungkin pengaruh gravitgasi juga sehingga aku tidak mampu menahan desakan ejakulasiku. Dalam keadaan masih disepong aku tembakkan spermaku ke mulutnya. Aling kelihatannya tidak jijik karena dia terus melumat penisku yang sedang mengejang-ngejang.
Luar biasa nikmat dan sangat memuaskan. Setelah aku menuntaskan orgasme aku berbalik berbaring telentang. Aling duduk bersimpuh di sampingku dengan mulut belepotan spermaku. Sebagian katanya tertelan dan terasa asin. “ Ko ini pengalaman pertama ai nelan mani, suami punya belum pernah ai telan,” katanya.
Kami lalu bangun dan jalan berpelukan ke kamar mandi untuk membersihkan. Aling membersihkan bagian kelaminku sampai bersih dan wangi sabun. setelah itu dia sendiri menyeboki memeknya yang penuh dengan lendir.
Sekitar setengah jam kami istirahat sambil tidur berpelukan. Tangan Aling terus meremas-remas penisku dan memijati sekitar bagian kemaluanku, sampai perlahan-lahan mulai mengeras. Dia berinisiatif melakukan oral pada penisku sampai mengeras sempurna lalu menancapkan penisku dengan posisi dia berada diatas. Aling melakukan gerakan sesuai dengan keinginannya sambil dia mengerang-ngerang sendiri sampai akhirnya dia menjerit karena orgasme.
Tubuhnya jatuh menindih tubuhku dengan nafas terengah-engah. “ Koh enak banget main ama koko, kontolnya keras sampai memek ai rasanya penuh, koko kuat banget sih kok belum keluar,” katanya.
Aku balik dia dan aku tindih sambil menggenjot dengan gerakan awalnya perlahan-lahan, tetapi makin lama makin cepat dan kasar. Aling suka dikasari, dia merintih-rintih dan nyampai lagi orgasmenya dengan lengkingan dan jepitan kedua pahanya ketubuhku. Rasanya memeknya makin licin karena cairan orgasmenya.
Aku bertukar posisi dogi dan aku genjot sambil melihat bongkahan pantatnya yang putih dan montok bergetar-getar karena tabrakan dengan tubuhku. Pada posisi ini Aling tidak mampu bertahan lama karena dia sudah merintih dan tidak lama kemudian menjerit nikmat.
Aku bersandar di sandaran tempat tidur lalu memangku Aling sambil penisku menancap di memeknya. Pada posisi ini tidak terlalu leluasa bergerak, tetapi pelukan dan ciuman memberi kenikmatan tersendiri. Sambil kami berpelukan dan berciuman, kedua kemaluan kami menikmati gesekan-gesekan. Bagi perempuan kelihatannya menimbulkan dampak perasaan disayang oleh pasangannya, sehingga dia total menikmati persetubuhan dan dampaknya orgasmenya tercapai secara maksimal.
Aling mengalami orgasme yang sangat dahsyat karena aku merasakan denyutan lubang vaginanya yang berkedut-kedut cukup panjang dan semburan cairan hangat. Aling memelukku seerat-eratnya. Usai orgasmenya dia masih memelukku dan matanya terlihat basah oleh linangan air mata. “Koh entah kenapa ai rasanya bahagia banget, ai jadi sayang banget ama koko,” katanya sambil menciumi pipiku.
Aku yang belum menuntaskan permainanku kembali menggenjotnya pada posisi MOT. Kepasrahan dan rasa suka perempuan kepada pasangannya membuat dia cepat mencapai orgasmenya kembali sampai terlolong-lolong. Aku tidak memberi kesempatgan dia beristirahat kugenjot terus sampai sampai dia memohon-mohon berhenti, tetapi karena aku merasa sudah hampir sampai diujung akhirnya aku tancap terus sampai aku mencapai puncak kepuasan
Tanpa terasa kami berdua tertidur kelelahan. Sekitar 2 jam tertidur badan mulai segar kembali kami berdua lalu mandi bersama dan saling menyabuni. Sebetulnya penisku mulai terisi kembali, meski belum sepenuhnya, tetapi tubuhku lelah dan memikirkan jika aku bertempur lagi maka perlu waktu yang cukup lama untuk aku kembali mencapai orgasme.
Setelah mandi kami mengeringkan badan dengan handuk dan kami duduk di tempat tidur sambil melepas handuk sehingga kami telnjang bulat. Dari obrolan itu, aku menangkap kesan bahwa Aling merasa tidak punya prospek kehidupannya ke depan. Dengan agak ragu dia menanyakan kepadaku kemungkian aku mau mengajaknya ke jakarta. Aling ingin pindah ke Jakarta dan memulai kehidupan baru.
Dia tidak punya ketrampilan khusus, tetapi wajah Cina yang lumayan cakep dan body yang juga oke, rasanya untuk bekerja sebagai SPG akan mudah diterima. Aku jadi teringat temanku yang punya toko HP di Roxy Mas, mungkin aja dia mau menampung mempekerjakan Aling.
Setelah “pertempuran” kami tidur berdua dalam keadaan bugil. Tubuh Aling termasuk prima, karena meskipun sudah memiliki anak, tetapi tubuhnya masih belum kendor, bahkan terkesan singset. Aku menyukai bentuk tubuhnya yang bentuknya seperti gitar, Dadanya tidak oversize, tetapi cukup menggairahkan dan bentuk payudaranya bagus dan masih kencang. Putingnya agak besar berwarna pink. Wajarlah, wanita kalau sudah melahirkan, pasti putting nya akan besar, tidak bisa imut lagi.
Kekagumanku lainnya adalah perutnya yang relatif kempes dan parutan bekas hamil hanya sedikit dan nyaris tidak kentara. Pinggangnya ramping tetapi pinggulnya lebar dan pantatnya nonggek dan bulat indah. Pahanya terlihat berisi, sehingga jika dia mengenakan celana jeans bentuknya jadi terlihat padat dan mengaairahkan, apalagi jika pakai celana pendek, sepasang paha putihnya pasti menggoda mata laki-laki.
Onderdil utamanya juga masih bagus, kerena masih menggigit dan dia adalah tipe cewek yang menggairahkan kalau diajak bertempur, karena memberi respon tubuh dan rintihan yang sangat merangsang.
Wajahnya tidak terlalu istimewa, tapi masih kelihatan kencang. Memang Aling wajahnya tidak istimewa, tetapi mulutya yang mungil dan desahan suaranya kalau berbicara. Tipe wajahnya tergolong tidak tidak cepat terlihat tua. Rambutnya lurus dan lumayan lebat.
Sambil berbaring tidur berdua telanjang, pikiranku menerawang membayangkan, seandainya aku bungkus ke Jakarta, apa yang mungkin aku alami. Yang pasti aku akan bebas ngesek dengannya. Harus diakui rasa dan pelayanan ngeseknya jarang ada tandingannya. Dia melakukan pelayanan yang sepenuh hati dan berusaha memuaskan pasangan dengan memenuhi apa pun yang diminta.
Jadi jika dia aku bungkus ke Jakarta, maka aku tidak perlu repot kesana-kemari nyari sasaran, apalagi sasaran Panlok. Komoditi panlok termasuk yang agak sulit dicari, sehingga kalau pun ada harganya lumayan tinggi. Kelemahan panlok seperti yang aku alami, mereka kurang bisa ramah terhadap pasangannya, dan orientasi duitnya suka bikin jengkel dan bisa membuat “ilfill” . Semua kelemahan panlok itu tidak terlihat pada Aling.
Aku bayangkan, bisa anytime memuaskan hasrat ke Aling jika dia aku boyong ke Jakarta. Mengnai biaya aku sudah kalkulasi, rasanya tidak terlalu membobol budgetku. Ada juga kekuatiran “Kacang lupa akan kulitnya” jika nanti Aling sudah di Jakarta. Ah kalau pun itu terjadi, aku rasa tidak masalah juga, karena aku juga tidak bisa terus-menerus mendampinginya, aku sudah punya rumah tangga sendiri.
Aling sudah ngorok di sebelahku. Tidur siangnya nyenyak sekali menandakan basrat sexnya terpuaskan maksimal membuat tubuhny lelah dan matanya mengantuk.. Aku mencoba membuka semuaselimut yang menutup tubuhnya . Dia tidak terbangun dan tetap mengorok. Ku pandangai tubuh mulus putih telentang dengan memek gundul dan buah dada yang sekal.
Kuambil kamera saku di tas dan aku foto tanpa menggunakan lampu kilat. Berbagai sudut aku jepret termasuk close up di bagian-bagian yang bisa menumbulkan gairah lelaki. Puas dengan kamera sakui, aku mengulangi lagi mengambil fotonya dengan kamera HP., Beberapa sudut pengambilan ada yang sama, tetapi ada juga yang berbeda, karena imajinasiku baru muncul.
Setelah puas selimut ku tutupkan kemblai dan aku berbaring di sebelahnya. Saat kantuk mulai datang, Aling berubah posisi miring lalu memeluk tubuhku. Bukan itu saja, tangannya meremas-remas bagian tubuhku yang paling aku banggakan. Tidak bisa ditahan dan sulit dicegah, senjataku perlahan-lahan mengeras. Ini membuat Aling mengambil inisiatif memulai “pertempuran” dengan langkah pertama mengoralku.
“Koh aku pengen lagi dipuasin ama kokoh, bikin nagih nih,” katanya.
Kami bertempur lagi dan finish dengan score 1 untukku dan 3 untuknya. Setelah beradu salung menggesek membuat tubuh berkeringat dan lengket. Aling mengajakku mandi bersama-sama. Aku turuti saja, karena dia berjanji akan memandikanku. Servicenya tidak seperti kebanyakan Panlok. Ini membuatku puas sekali. Rasanya pelayanannya tidak ternilai, atau katakanlah berapa pun saja uang dikeluarkan untuk service seperti ini rasanya belum memadai.
Setelah kami mengenakan pakaian, dia kembali menanyakan soal kemungkinan aku mengajaknya ke Jakarta. Aku tidak segera menyanggupi, aku katakan, sebaiknya dipikir dulu satu dua hari ini, dan mungkin juga perlu berbicara dengan anak.
Aku katakan aku tidak keberatan mengajaknya ke Jakarta dan memberi tempat tinggal sementara , tetapi keputusan dia pindah ke Jakarta adalah keputusan besar sehingga harus dipikir matang.
Dia setuju dan meminta agar aku menunda semalam lagi tinggal di Singkawang. Aling mengajakku mengunjungi rumahnya. Mulanya aku ragu, tetapi setelah aku di desak terus akhirnya setuju.
Sebuah rumah sederhana, terbuat dari kayu seperti umumnya rumah di sekitarnya. Aku digandengnya masuk dan dipersilakan duduk. Aling masuk ke belakang rumah dan tidak lama kemudian dia keluar menggandeng gadis kecil, Dia perkenalkan nama panggilannya memey. Seorang gadis kecil yang cantik berwajah khas oriental. Dia menyalamiku.
Disingkat saja cerita, tiba hari H,kami berangkat ke jakarta bertiga. Memey memanggilku Susuk, katanya itu adalah terjemahan mandarin yang berarti paman. Aku memboyong mereka ke apartemen yang bisa disewa bulanan. Untuk sementara mereka tinggal di apartemen itu dan tentu saja aku membiayai kehidupan mereka untuk sebulan pertama.
Apartemen itu adalah tipe studio dengan full furnish, jadi lumayanlah untuk ditempati berdua.
Selama seminggu tinggal di situ Aling tidak aku timpa. Aku berhasil membantunya mendapat kerjaan meski pun hanya spg counter HP di Mangga Dua.
Bulan kedua mereka pindah ke tempat kost-kostan. Kamar yang lumayan luas lengkap dengan AC dan kamar mandi di dalam. Setiap bulan aku yang menanggung biaya kostnya, karena gajinya sebagai spg tidak mencukupi.
Sorry aku perlu menceritakan sedikit mengenai diriku. Aku duda belum sempat punya anak, karena baru 3 tahun berumah tangga, istriku ngabur dengan bos konglomerat. Istriku memang cantik dan bahenol. Aku bukan miskin-miskin amat, karena istriku bisa aku lengkapi dengan mobil sedan dan uang jajan bulanan yang lumayan besar. Tapi tentu saja aku tidak mampu membeli pesawat pribadi seperti yang dimiliki bos yang merebut istriku. Kalau soal ranjang rasanya tidak bisa dijadikan alasan, karena istriku sering kali kewalahan.

Kembali ke Aling, jika kami membutuhkan aku akan mengajak Aling ke apartemenku dan di situlah kami bertempur. Begitulah selama sekitar 6 bulan. Setelah itu kami agak jarang berintim ria. Mungkin sebulan hanya sekali atau paling banyak 2 kali. Selain kesibukanku dan seringnya aku bertugas kelur kota, Aling kelihatannya juga berhasil dengan bisnis HP, dia sudah memiliki counter sendiri.
Aling sering kali menolak jika aku beri bantuan dana, dia beralasan sudah mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Aku kagum juga pada kemampuan Aling bisa secepat itu berkembang. Aku beberapa kali mampir di counternya. Lumayan jugalah dia sudah mempekerjakan 2 SPG dan kelihatannya pelanggaannya cukup banyak.
Satu berita menggelegar bagai halilintar, ketika aku mendapat kabar, Aling dicokok polisi karena terlibat narkoba. Tuduhannya tidak main-main dia mendapat tuduhan sebagai bandar. Aku tidak habis pikir, karena wanita ini selama aku kenal tidak sedikitpun memperlihatkan keterlibatannya pada narkoba, nyatanya kini menghadapi tuduhan sebagai bandar.
Aling hanya menangis dan minta maaf ketika aku jenguk di tahanan. Aku sempat mengupayakan untuk meringankan hukumannya, tetapi biayanya terlalu besar, jauh di atas kemampuanku. Disamping itu Aling juga menolak bantuanku. Aling tidak punya sanak keluarga di Jakarta, dia juga ingin merahasiakan keadaan dirinya dari keluarga di Kalbar. Akhirnya dia bersungguh-sungguh minta aku mengasuh anak satu-satunya si Memey.
Mau aku tolak, tapi kasihan juga melihat keadaan Aling apalagi jika menatap si Memey yang tampangnya polos plus culun. Kalau aku tolak, siapa yang ngurus, siapa yang biayai sekolah dan kesehariannya. Aku sama sekali belum pernah punya pengalaman mengasuh anak, apalagi anak perempuan. Aku adalah anak tunggal. Meski umurku sekarang sekitar 35, tapi kalau untuk berperan menjadi ayah, wah belum pernah kepikiran.
Memey memang sudah akrab denganku sejak mereka pindah dari Singkawang ke Jakarta. Aku sering memberi uang jajan, bahkan HP nya aku yang belikan. Dia paling suka kalau aku ajak jalan ke mall. Sehingga jika aku ada waktu kami berkeliling dari mall ke mall, sementara waktu itu mamanya kerja jaga counter.
Singkat cerita Memey aku tinggal di apartemenku. Apartemenku adalah tipe studio, meski studio tipe besar, yakni sekitar 45 m2. Jadi maklumlah tidak ada ruang privat. Apartemenku tidak aku persiapkan untuk menerima tamu menginap, sehingga tempat tidurnya juga tidak besar hanya ukuran 120 x 200. Untuk tidur sendirian cukup leluasa, tetapi kalau berdua terlalu sempit.
Aku mengalah sehingga aku membeli satu set bed yang bisa dimasukkan ke bawah kolong semula yang mau tidur di bawah, tetapi Memey bersikeras bahwa dia yang akan menempati kasur yang di bawah.
Memey gadis kecil yang akan tumbuh puber. Dia baru lulus SD dan umurnya belum genap 12 tahun. Apa yang bisa aku lakukan mengasuh anak perempuan, aku tidak mengerti bagaimana jika kelak dia memerlukan mini set, atau BH atau bagaimana kalau dia haid nanti. Kata Memey dia belum mendapat haid. Bahkan dia belum paham benar mengenai haid.
Aku sebenarnya juga gak terlalu paham, tetapi dengan internet semua bisa aku pelajari. Banyak sekali informasi mengenai itu, daripada aku yang menjelaskan akhirnya Memey yang kusuruh belajar sendiri dari internet.
Memey termasuk suka sekali bermain internet, terutama media sosial dan chating. Bisa seharian dia berada di depan komputer. Suatu hari ketika dia sekolah, aku iseng membuka history nya. Kaget aku menemukan beberapa link porno. Satu persatu aku buka ternyata berisi link film-film porno.
Aku tidak menyangka melihat Memey yang tampangnya polos, innocent dan culun, ternyata di dalamnya memedam keinginan melihat hal-hal yang diinginkan orang dewasa. Aku jadi penasaran, ingin tahu di dalam memory card di Hpnya apa juga ada tersimpan. Agak susah untuk memeriksa Hpnya karena selalu di dalam cengkeramannya. Namun manusia selalu ada lengahnya. Saat dia sedang tidur nyenyak malam sekitar jam 3 aku terbangun melihat Hpnya tergeletak di samping tubuhnya. Pelan-pelan kuambil lalu ku keluarkan memory cardnya. Aku masuk k kamar mandi lalu duduk di kakus. Kumasukkan memory card Memey ke HP ku dan kuperiksa semua foldernya ternyata ketemu 3 file film bokep Indonesia.
Sekarang aku baru benar-benar yakin bahwa Memey kecil ternyata sudah mengenal sex, minimal dia mengetahui film-film sex. Memory Hpnya aku kembalikan dan aku kembali tidur. Namun agak susah tertidur, karena pikiran melayang-layang.
Aku pendam sekitar 2 hari sambil memikirkan apa yang harus aku lakukan. Aku pikir yang paling penting adalah agar dia mengetahui bahwa aku tahu dia sudah menikmati video bokep. Hari itu adalah hari Sabtu dimana Memey libur sekolah. Kelihatannya dia tidak ada rencana keluar. Ketika kutawari untuk jalan keluar sambil wisata kuliner makan siang. Tawaranku disambutnya dengan gembira.
Kami jalan berdua ke daerah pecinan. Aku hafal betul makanan-makanan yang enak di daerah pecinan. Mengajak anak ABG wisata kuliner, tidak terlalu susah, karena seleranya gak jauh dari bakso dan mi ayam, makanan lainnya yang jauh lebih enak, biasanya mereka belum tentu menyukainya.
Aku menuju restoran yang menurutku mi baksonya paling enak. Kalau aku tidak begitu suka bakso, tetapi aku lebih memilih pangsit, karena sebetulnya restoran ini lebih terkenal mi pangsit. Pilihanku ternyata memang disukai Memey, buktinya dia makan dengan lahap, meskipun akhirnya tidak bisa menghabiskan satu porsi.
Dari makan siang yang menurutku kurang nendang di perut aku menuju sebuah mall untuk ngopi sambil cuci mata. Mall yang aku tuju memang banyak pemandangan yang bening-bening. Rasanya nikmat dengan secangkird kopi meski harganya bisa untuk beli bubuk kopi sekilo dari kualitas yang paling enak, .
Memey memang manja terhadap aku, dia selalu menggandeng tanganku sambil bergelayut. Kami duduk berdampingan menghadap ke luar sehingga mendapat pemandangan yang luas dan indah. Aling memesan Milk Shake dan aku black coffee. Suasana santai tanpa beban, aku rasa inilah saat yang paling tepat untuk bertanya kepada Memey.
“Mey kamu suka nonton film bokep ya,” tanyaku tanpa tedeng aling-aling.
Memey mendapat pertanyaan itu kaget dan bereaksi “ Ih Asuk.”
“Aku tidak marah, cuma tanya aja, dari mana kamu bisa suka yang begituan,” tanyaku.
“Maaf ya suk, aku diajari temen-temen di sekolah, mereka pada nonton gituan, jadi ya memey jadi ngikut deh,” katanya polos.
“Emang kamu ngerti adega apaan,” tanyaku.
“Gak tau, ya nonton aja, ikut-ikutan temen,” kata Memey.
“Kalau nonton gituan, perasan kamu gumana,” tanyaku.
“Perasaan apaan sih Suk,” tanya dengan mimik kurang paham.
“Ya perasaan kamu, apa terangsang, apa pengen, apa gimana gitu,” tanyaku.
“Ih Asuk kok nanyanya gitu sih, gak tau ya,” katanya malu.
Aku tidak melanjutkan pembahasan masalah itu, karena Memey sudah terpojok, jadi dia akan terus bersikap bertahan dan menutup diri. Sehingga percuma jika aku mengorek terus informasi dari dia.
Untuk menyenangkan hatinya aku tawari dia untuk belanja pakaian. Wajahnya langsung girang dan lupa oleh rasa malu ketika menjawab pertanyaanku tadi. Aku lepas saja di depertemen store, sambil aku ikuti. Beberapa model dia minta pertimbanganku. Aku hanya setuju-setuju saja, karena gak paham bener soal baju anak perempuan.
Setelah puas dengan pilihannya, aku dekati dia sambil berbisik, “Mey apa kamu gak butuh beli mini set,”
Memey ditanya gitu kelihatannya malu, “ Butuh sih Suk, tapi aku malu sama Asuk. “ katanya. Setelah aku yakinkan bahwa untuk itu tidak perlu malu, maka kami beranjak menuju ccorner pakaian dalam dan aku tidak mengikutinya dekat-dekat, kecuali berdiri agak jauh. Dia kubiarkan memilih yang dibutuhkan. Kelihatannya SPG nya membimbing pilihan Memey.
Sambil mengamati tingkah lakunya, tertumbuk mataku dengan pajangan pakaian sport yang terdiri dari 2 potong. Kebetulan ada boneka anak remaja yang dipakaikan pakaian seperti itu. Sepotong mini set dan sepotong celana minim. Sehingga paha dan perutnya tidak tertutup.
Memey kusarankan membeli 2 set pakaian tersebut. Mulanya dia menolak karena kata dia gak ada perlunya. Aku bilang pakaian itu bagus dan aku ingin melihat Memey mengenakannya di rumah. Dia mengalah dan aku memilih warna merah dan warna Tosca. Kedua warna itu kontras dengan kulit Memey yang putih mulus. Urusan ukuran Memey yang berkonsultasi dengan SPG nya.
Satu beg besar belanjaan ditenteng dan kami menuju pulang. Sesampai di rumah Aling kuminta mengenakan pakaian yang tadi aku pilihkan. Dia agak enggan, karena malu, katanya. Namun setelah kubujuk terus kahirnya diraihnya stelan warna tosca lalu masuk ke kamar mandi. Keluar dari kamar mandi dengan langkah canggung sambil tangannya berusaha menutu tonjolan payudara dan selangkangannya Memey berjalan ke arahku. Kepalanya tertunduk.
“Apa an sih ditutup-tutup, orang pakai baju kenapa malu, ayo buka jangan ditutup begitu, norak ah,” kataku.
Akhirnya dengan kepala masih tertunduk dan kedua tangannya menutup mukanya dia berdiri di hadapanku. Aku baru sadar bahwa memey ternyata sudah memiliki payudara, meskipun masih kecil. Bentuk lekuk tubuhnya sudah mulai terlihat seksi dengan perut kempes pinggang mengecil dan pinggul mengembang. Pakaian itu mengesankan tubuh Memey sangat sexy.
Aku katakan bahwa aku menyukai Memey mengenakan itu di rumah, sehingga selama di rumah aku sarankan dia mengenkan pakaian itu. Aku jadi teringat untuk mengambil beberapa foto Memey dengan pakaian sekxynya. Aku hobby fotografi, terutama foto model, sayang selama ini tidak tersalurkan.
Dengan bujuk rayu, akhirnya aku bisa membuat banyak sekali foto Memey dengan pakaian sexynya. Awalnya dia berpose dengan gerakan malu, tetapi setelah berkali-kali kuambil akhirnya dia bisa mengikuti arahanku dengan pose-pose yang menantang dan menggiurkan.
Aku jadi membayangkan , seandainya Memey mau aku foto bugil, rasanya aku bakal puas luar biasa. Namun aku tidak sampai hati mengajukan permintaan itu. Bagaimana pun Memey adalah tanggung jawabku selama ibunya si Aling di penjara.
Memey sebenarnya menyukai pakaian minim itu, karena dia bisa bergerak leluasa. Pakaian itu akhirnya menjadi pakaian sehari-hari jika Memey berada di rumah. Dia tidak canggung lagi di hadapanku dengan pakaian yang minum itu, karena sudah terbiasa.
Aku belikan dia 3 pasang lagi dengan warna-warna yang berbeda. Asyik juga menikmati kemolekan ABG yang berlalu lalang di rumah ku. Kadang-kadang membuat penisku mengeras, tetapi pikirannormalku menekan nafsu itu, karena akusebenarnya kurang suka dengan anak-anak begini, selain tubuhnya belum berkembang sempurna, juga permainannya belumbanyak bisanya.
Sejak aku tau bahwa Memey nonton film-film bokep dia jadi makin terbuka, tidak sembunyi-sembunyi lagi kalau dia surfing ke situs-situs porno. Aku juga tidak mempedulikan, serta memberinya kebebasan tanpa sedikit pun aku tegur, atau aku ledek. Aku biarkan dia menikmati kebebasan di rumahku, sehingga kelak dia akan lebih terbuka. Dengan demikian aku lebih mudah mengontrol kehidupannya.
Bagi anak seusia Memey, agak sulit memahami erotisme yang ditampilkan dalam film-film bokep. Suatu saa ketika dia sedang menonton film bokep di internet, dia panggil aku untuk menjelaskan, mengenai yang terjadi.
Pemahamannya memang belum nyampe, tetapi nalurinya sudah membangkitkan birahinya. Aku memperhatikan kegelisahan duduknya. “Suk apa sih rasanya main kayak gitu, enak apa sakait sih, kok ceweknya selalu teriak aneh gitu,” tanya nya.
“Kalau sakit, pasti ceweknya gak mau, Ceweknya ngrasa enak, cowoknya juga,” kataku.
“Enak, gimana sih enaknya,” tanya Memey.
“Agak susah lah menjelaskan, karena beda dengan enaknya makan, atau enaknya dipijet, atau enaknya boker, semua enak, tapi beda-beda,” kataku.
“Temen-temen memang ada yang bilang kalau gituan enak, tapi Memey masih bingung, orang ditusuk-tusuk gitu kan harusnya sakit, bukannya enak.”kata Memey.
Pembicaraan berhenti sampai disitu, karena aku mendapat telepon dari kolega mengenai proyek yang sedang kami kerjakan. Agak lama kami berbicara ditelepon, sehingga ketika selesai bertelepon, rasanya situasi sudah berbeda dan topik yang tadi itu tidak bersambung lagi.
Aku menjadi agak gelisah, karena pertanyaan atau keingintahuan memey bisa-bisa akan berkembang dan meningkat, terus aku harus bagaimana menanggapinya. Apakah bisa menghindar, atau menghadapi sejujurnya. Aku berpikiran, tidak mungkin Memey minta yang macam-macam, karena kodrat perempuan mempunyai rasa malu yang besar dan tidak terbuka seperti laki-laki.
Kelengahan itu kadang-kadang menentukan jalan hidup kita yang tidak terduga. Itulah yang aku alami. Hari itu aku sedang birahi tinggi, karena sudah lama juga tidak menyalurkan hasrat sex. Saat mandi aku gunakan waktuku untuk melakukan onani, karena jalan ini adalah yang paling praktis, untuk menyalurkan ke pelacur, atau panti pijat, aku sedang tidak berselera, sementara para patner sex ku juga tidak bisa siap dan kadang-kadang banyak maunya.
Keteldoranku adalah lupa mengunci pintu kamar mandi. Ketika aku sedang asyik mengcok batang penisku yang sedang tegak tegar, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan Memey setengah berlari masuk. Ketika aku masuk kamar mandi dia tadi sedang tidur. Aku terkejut, dan Memey juga kaget. Tapi desakan ingin kencing yang dirasakan sudah tidak tertahan lagi, maka dia maksa masuk dan langsung duduk di closet dengan sebelumnya menurunkan celana dan celana dalamnya. Memey mengenakan celana short yang super pendek, celana yang dulu aku belikan. Sehingga sekilas aku bisa melihat memeknya yang masih mulus.
Aku tidak bisa berlindung karena dalam keadaan telanjang bulat. Posisi closetnya tepat dihadapanku, sehingga memey mempunay ruang pandang yang leluasa terhadap kemaluanku yang sedang tegang dan aku kocok. Aku berhenti mengocok dan menggenggam penisku. Namun genggaman satu telapak tangan tidak bisa menutupi seluruh panjang penis, sehingga kepala dan sedikit lehernya menonjol diantara genggaman tanganku.
Memey mengamati penisku sambil dia melampiaskan desakan pipisnya. Aku mendengar desisan pipisnya yang relatif cukup lama dan berdesir. “Suk kenapa kok dipegangi begitu, apa sakit,” tanya Memey bersungguh-sungguh.
Bingung juga aku menjelaskan setelah memberi jawaban sepotong “enggak”.
“Enak kalau dikocok-kocok gini,” kataku.
“Enak gimana sih Suk,” tanyanya sambil terus duduk di closet.
“Wah susah dijelaskan, kalau mau tau gimana enaknya sini bediri dan cuci dulu memeknya, “ kataku.
Aku ngomong begitu, kerena setengah kesadaranku sudah terisi nafsu, karena sebetulnya tadi aku sudah hampir nyampe, tapi kepotong gara-gara si Memey nyrobot masuk. Memey ternyata malah nurut aja. Setelah cebok dia melepas celananya sehingga kemaluannya tidak tertutup apa-apa.
Aku membersihkan bekas sabun di penisku dan mengeringkan dengan handuk. Memey aku ajak ke tempat tidur, karena kalau di kamar mandi tidak leluasa. Memey kubaringkan dan kuminta membuka kedua pahanya. Mulanya dia malu, aku mensiasatinya dengan tidak langsung menatap ke kemaluannya sehingga aku ikut berbaring. Tanganku merabai memeknya yang masih mulus tanpa bulu sehelai pun.
Jari tengahku mencari tonjolan clitoris di bagian atas lipatan memeknya. Ketika ketemu dan aku gesek perlahan, Memey menggelinjang, geli, katanya. Aku urungkan menyerang langsung clitorisnya, tetapi meremas-remas gundukan memeknya yang cukup mentul, sambil menggesek-gesek belahan memeknya.
“Geli ?” tanyaku.
“Dikit,” katanya sambil memejamkan mata. Memey menikmati sentuhanku. Tidak berapa laa aku gesek-gesek, terasa ada lendir yang mulai keluar dari liang vaginanya. Aku jadi makin bersemangat karena lendir itu menandakan nafsu birahinya mulai bangkit. Dengan lendir itu aku membasahi sekitar clitorisnya. Setiap kali bagian clitorisnya tersentuh, Memey menggelinjang. Agak geli, katanya, tapi gak kayak tadi.
Aku terus melakukan rangsangan di sekitar belahan memeknya dengan gerakan halus dan sesekali menyapu tonjolan bagian clitorisnya. Terasa clitorisnya belum keluar dari sarangnya, tetapi terasa agak mengeras. Aku menggesek pinggir-pinggirnya, Terasa tonjolan clitois makin mengeras dan makin keluar. Saat aku raba terasa clitorisnya sudah keluar dari sarangnya. Clitoris ini masih sangat peka seperti pekanya ujung penis ketika masih belum disunat. Aku tidak langsung menyapu ujung clittorisnya, tetapi melakukan seperti gerakan memijat, sehingga kulit disekitar clitoris itulah yang menekan-nekan clitorisnya.
Tanpa disadari, Memey mendesis sebagai ekspresi nikmat seksual yang dia alami.Aku konsentrasi agar Memey mendapatkan orgasmenya, yang mungkin merupakan orgasme pertamanya. Desisan mulai diselingi oleh rintihan. Akhirnya dia melenguh panjang dan kedua pahanya dirapatkan, Telapak tanganku yang melayani masturbasi Memey merasakan denyutan-denyutan.
Setelah usai denyutan orgasmenya, Memey berkeringat lalu memelukku yang masih dalam posisi telanjang. Sisa dengusan nafasnya masih terdengar, menandakan birahinya masih belum turun.
“Suk rasanya aneh dan enak banget, kayaknya kepala mey jadi plong, gimana ya lega, gitu,” kata Memey.
Aku tak perlu menjelaskan susah payah mengenai nikmat sex, karena memey sekarang sudah punya gambaran.
“ Suk digituin pakai jari aja udah enak, ngapain memek harus dimasuki anunya cowok, emang enaknya beda, “ tanyanya.
“Ya kurang lebih memang rasa enak atau nikmatnya hampir sama, tapi gimana ya, adalah bedanya, kalau hubungan badan bisa mendapat kepuasan yang lebih tinggi,” kataku.
“Dirangsang pakai tangan sama pakai lidah saja rasanya sudah beda, dan rasanya pasti lebih nikmat kalau pakai lidah,” kataku.
Memey tidak perlu aku jelaskan mengenai oral sex atau cunnilingus karena dia sudah sering menonton adegan seperti itu,
“Emang asuk gak jijik jilat memek,” tanya sambil mengernyitkan alis.
“ Kalau bersih dan tidak berbau, ya gak perlu jijik,” kataku.
“Emang rasanya lebih enak ya Suk,” tanyanya agak penasaran.
“Iyalah, jarinya kan kulitnya kasar, sedang lidah kan halus, organ wanita kan kulitnya juga halus, jadi kalau sentuhan sesama kulit halus ya rasanya lebih nikmat,” kataku.
Memey terdiam sejenak.
“Suk Mey pengen deh nyobain, gak sakit kan,” tanyanya.
“Ya enggak lah, tapi kalau kamu belum terangsang rasanya geli banget, jadi kamu harus dalam keadaan terangsang baru rasa gelinya hilang, “ kataku jujur.
“Emang kalau cewek terangsang itu tandanya apa Suk” tanyanya .
“Biasanya memeknya berlendir, makin terangsang makin banyak lendirnya< kataku.
“Tapi memey pengin nyobain, tapi takut kegli juga Suk gimana dong,” katanya.
“ Ya sini asuk rangsang dulu, sambil ajarin kamu ciuman,” kataku makin nekat.
Tanpa menunggu apakah dia suka atau mau, aku lalu menciumi pipinya terlebih dahulu, lalu keningnya lalu bertahap sampai ke bibirnya. Pertama aku jilati dahulu kedua bibirnya yang masih terkatup rapat. Nalurinya menuntun dia membuka bibirnya sehingga aku lalu membekap mulutnya dan menghisap serta memainkan lidahku memasuki mulutnya.
Awalnya Memey terasa bingung, namun setelah beberapa waktu dia pun ikut memainkan lidahnya menyambut lidahku. Dia pun mulai melakukan hisapan dan lumatan ke bibirku.
Nafasnya mulai terengah – engah . Aku melakukan ciuman penuh nafsu sekitar 10 menit lalu melepas mulutku dari mulutnya. Aku merambat menurun ke wajahnya lalu dagunya, belakang telinganya. Aku meraih baju atasnya yang bentuknya seperti miniset. Perlahan-lahan aku loloskan melalui kepalanya. Dia tidak melakukan perlawanan.
Dua gundukan daging cikap bakal membesar menjadi tetek yang montok sudah terlihat. Tanganku meraba gundukan-gundukan kecil. Terasa kenyal sekali dan pentilnya masih kecil alias belum berkembang. Aku elus-elus ujung pentilnya. Rupanya usapan itu memberi tambahan rasa nikmat dan menaikkan birahinya. Aku jadi penasaran ingin menjilati susu kecil yang mungkin baru sebesar bola pingpong.
Mulanya Memey menggeliat menahan rasa geli, namun tanganku yang merabai belahan memeknya membantu dia menjadi makin terangsang, sehingga rasa geli di susunya berubah jadi nikmat dan mulai terdengar desisan. Kedua pusat daerah sensitif untuk rangsangan sedang mendapat serangan sehingga Memey makin terlena terbawa nafsunya. Dia tidak menyadari bahwa aku sudah merambah ke bawah dan menciumi gundukan kemaluannya.
Fantastis sekali berhadapan dengan memek perempuan yang belum genap berusia 12 tahun, memek masih gundul dengan jarak sekitar 5 cm saja. Belahan memeknya aku kuak, terlihat bagian dalamnya berwarna merah muda dan lubang vagina yang masih kecil. Mungkin jari telunjuk pun agak sulit dimasukkan kedalam lubang itu. Lubang vagina itu aku buka untuk melihat selaput dara. Terlihat selaput dara berwarna putih menempel di sekeliling liang vaginanya.
Lidahku mulai beroperasi di sekitar clitorisnya, menyapu wilayah ujung atas lipatan vagina kecil yang gundul. Memey sudah mendesis , menggelinjang dan sesekali mengerang. Erangannya khas alunan wanita yang terbakar birahinya, beda dengan erangan orang menahan rasa sakit, atau erangan menangis karena sedih yang teramat dalam.
Wanita semuda ini sudah mulai bisa merasakan kenikmatan sex bahkan sudah mengeluarkan suara dan mendesis, aku yakin itu adalah natural bukan dibuat-buat. Mungkin Memey sendiri tidak sadar dia bertingkah seperti itu.
Lidahku merasakan tonjolan clitorisnya makin mengeras dan makin menonjol. Clitoris wanita yang baru berusia pra remaja sangat sensitif, sehingga aku harus hati-hati dan tidak melakukan sapuan langsung ke ujung clitorisnya. Sebab itu akan berakibat fatal, Memey bukannya akan merasakan rangsangan, ttapi malah ngilu yang bisa memporak-porandakan nafsunya.
Ujung lidahku hanya bermain dipinggir-pinggir clitorisnya tanpa menyentuh ujung clitoris yang aku yakin dianya sudah menonjol keluar. Beberapa saat kemudian Memey mengeluarkan suara erangan yang lebih kuat dan kakinya menjepit kepalaku serta tangannya menjambak rambutku. Dia sudah mencapai puncak kepuasannya. Sekujur permukaan vaginanya berdenyut-denyut.
“Sumpah suk, enak banget, Asuk pinter banget membuat enak, rasanya lebih enak daripada dikobel-kobel pakai tangan,” katanya.
Memey termasuk perempuan yang tidak merasa risih dan malu bertelanjang dan membiarkan saja aku memeriksa belahan memeknya. Dia diam saja dan menurut apa pun yang aku lakukan terhadap dirinya termasuk mebelek-belek belahan memeknya.
Setelah dia mendapat kepuasan Memey menarik selimut dan tidur di tempat tidurku. Dia tidak peduli dengan memeknya yang belepotan cairan lendir vaginanya bercampur dengan ludahku. Aku tak sampai hati untuk membangunkannya. Kubersihkan sekitar kemaluannya dari lendir dengan handuk basah sampai terasa tidak lengket. Lalu kututupi tubuhnya dengan selimut. Aku sendiri terpaksa harus puas dengan melampiaskan dengan onaniku.
Aku duduk di samping tempat tidur sambil berfikir, apa yang harus aku lakukan terhadap gadis kecil titipan si Aling. Jika kuturuti nafsuku, maka rusaklah anak perempuan kecil ini oleh ku. Bagiku tidak terlalu sulit membujuk memey untuk menjadi budak sexku pelampiasan nafsuku. Namun hati kecilku berkata sebaliknya, karena bagaimana pun tanggung jawab menjaga barang titipan agar jangan sampai rusak adalah kehormatanku. Apa kata mamamnya kalau nanti mengetahu anaknya sudah aku entot.
Perang batin di dalam diriku antara dorongan melampiaskan nafsu dan mencegah merusak masa depan perempuan kecil ini. Sejauh ini aku sudah menenlanjanginya, mengoralnya dan memperkenalkan orgasme, meskipun tanpa penetrasi.
Otakku sudah lumayan waras setelah berhasil meletupkan sperma melalui onani di kamar mandi, sehingga aku kembali mengenakan celana pendek dan kaus oblong. Aku tidur di kasur bawah sampai akhirnya benar-benar tertidur.
Entah berapa lama aku terlelap, bangun karena terganggu oleh rangkulan gadis kecil Memey yang memelukku. Tubuhnya masih dibiarkan bugil tanpa penutup aurat memelukku dan menciumku Untuk tidak mengecewakannya aku membalas pelukannya dan ciumannya. Bagaimana pun aku adalah pria normal yang tidak mungkin tidak bangkit nafsunya dipeluk dan dicium perempuan telanjang meskipun gadis cilik yang sudah memiliki payudara kecil.
Aku berusaha menekan nafsuku tetapi tetap melayani keinginan bercumbu Memey. “ Suk, memey sayang banget sama Asuk,” katanya.
Aku minta dia berpakaian kembali. Namun permintaanku ditolaknya malah dia mengelus-elus dadaku dan memasukkan tangannya ke dalam kaus dan mengelus-elus kulit dadaku. Puas bermain di dada, tanpa sungkan-sungkan dia memasukkan tangannya langsung ke dalam celana dalamku, sehingga terpeganglah senjata bazoka yang sudah siap tempur. Tangan kecilnya meremas-remas batang penisku yang sudah mengeras sempurna. Tanpa berkata apa apa dia bangkit lalu berusaha meloloskan celanaku sehingga terpampanglah senjataku yang sudah mengeras dan mencapai ukuran maksimal.
“Suk Mey boleh ngisep ininya,” pinta Memey menghiba.
“Kamu tahu dari mana cara ngisep,” tanyaku.
“Dari internet suk, kok kayanya enak, Memey pengin nyobain, boleh ya Suk,” katanya.
Tanpa ragu dia mulai menjilati dan melahap penisku. Membayangkan kebanggaanku di oral anak di bawah umur sudah memberi rangsangan yang sangat tinggi, apalagi rasa yang ditimbulkan, meski masih belum piawai, tetapi rasanya luar biasa.
Sensasi oral yang mendorong rasa nikmat di otak membuat, setiap jilatan dan hisapan menjadi sangat luar biasa nikmatnya. Aku tidak mampu bertahan terlalu lama karena desakan ledakan ejakulasi sudah hampir sampai diujung penis. Pikiran warasku yang masih tersisa sedikit membuat aku menarik kepala Memey untuk menjauh. Begitu lepas dari lumatannya, muncratlah cairan putih sebagai penanda tingkat kepuasan tertinggi sudah tercapai.
Entah keberanian dari mana si Memey memaksa menjilati dan berusaha melahap cairan putih yang meleleh dari puncak penis. Aku sudah tak mampu menguasai keadaan, karena ada juga rasa ingin merasakan sensasi lolita menjilati spermaku. Namun rasa geli dan ngilu yang termata sangt membuatku berusaha menjauhkan kemaluanku dari mulut si Memey.
“Kenapa suk,” tanya Memey.
“Geli banget mey sampai ngilu rasanya,” kataku.
Setelah suasana reda dan otakku waras, muncul pikiran bahwa aku tidak perlu melakukan penetrasi ke lubang kecil memey, karena oralnya pun sudah sangat nikmat. Sehingga jika aku nanti sedang berkehendak rasanya di oral si memey sudah bisa terlampiaskan.
Begitulah aku terus bertahan untuk tidak merusak titipan. Namun akhirnya aku kesalahan juga, karena bukan aku yang kemudian merusak tetapi Memey sendiri yang melakukan tanpa mampu aku cegah.
Cobalah anda sebagai lelaki normal dan sehebat apa pun pertahanan kita, apakah mampu bertahan di suasana rumah dimana laki-laki dewasa dan perempuan ABG yang terbiasa hidup telanjang dan bebas melakukan oralm mampu bertahan tidak melakukan hubungan badan. Mungkin laki-laki dewasa bisa menjaga agar tidak melanggar atau menabrak rambu, tetapi bagaimana jika ditabrak,
Memey sudah sering kali merengek kepada ku menginginkan mencoba bagaimana rasanya penisku memasuki lubang vaginanya. Tetapi aku selalu berhasil mencegah dan menakuti dia bahwa sebagai wanita dia belum cukup umur dan akibatnya bisa terjadi pendaharan hebat. Selain itu kutakuti bahwa akan menimbulkan rasa yang teramat sakit. Jika dia menunjuk di film-film aku katakan bahwa di film wanitanya sudah cukup umur, jadi secara fiisk memang sudah siap.
Awalnya sih mampu mempengaruhi dan menakut-nakuti, tetapi dorongan nafsu mengalahkan semua akal sehat dan pertimbangan apapu.
Aku punya kelemahan yaitu, suka minum-minuman keras mulai dari bir sampai whisky dan sejenisnya, sehingga di tempat tinggalku banyak koleksi minuman keras. Aku tidak tahu bahwa hobby ku itu rupanya diamati Memey sebagai peluang dia mendapatkan keinginannya.
Ceritanya malam itu,aku lupa mencatat tanggal dan bulannya, kami berdua merayakan yang ku juga lupa. Memey menservice aku memberi minuman keras kesukaanku. Dia bahkan pandai sekali malam itu mendorong aku agar lebih banyak minum. Akibatnya aku tidak mampu mengawal kesadaranku dan aku ambruk . Masih ada kesadaran sedikit, tetapi rasa pusing, ngantuk dan sebagainya sulit aku lawan. Seingatku aku dibimbing berbaring di tempat tidur. Agak-agak ingat sedikit, Memey merangsangku sampai penisku berdiri tegak. Aku memang merasa nikmat, tetapi tidak mampu menanggapi permainannya.
Dalam kedaan yang sangat pusing, aku melihat Memey menaiki tubuhku yang telanjang dan berusaha menduduki penisku yang mengeras. Aku tidak terlalu ingat, tetapi ada sedikit yang terlihat bahwa Memey berusaha memaksa memasukkan penisku. Bagaimana dia menahan rasa sakit, atau apakah penisku berhasil menjebol selaput daranya aku tidak tahu. Aku hanya ingat bahwa aku mencapai orgasme malam itu.
Paginya ketika aku bangun, di sprei tempatku berbaring terlihat bekas-bekas darah yang bercampur cairan sperma yang sudah agak mengeras. Kepalaku masih agak pusing tetapi kesadaranku sudah pulih. Kuperiksa bercak darah meskipun warnanya agak samar karena berwarna merah muda, tetapi aku yakin bahwa darah itu berasal dari memek Memey.
Anak itu masih terbaring lelap tertidur, aku periksa selangkangannya dan aku belek belahan memeknya, terlihat sisa darah yang bercampur dengan spermaku sudah mengering. Lubang vaginanya juga terlihat lebih merah dari biasanya.
Memey berhasil memperdayaku dan dia mendapatkan yang dia inginkan, Aku telah memerawani gadis kecil diluar kemampuanku mengontrol. Memey terbangun karena memeknya aku periksa. “Perih suk,” katanya.
“Kamu ngapain semalam,” selidikku.
“ Aku kepingin ngrasain anunya asuk masuk ke ini memey, tapi asuk selalu gak mau, jadi ya terpaksa deh asuk saya mabukin, biar memey bisa nyoba,” katanya polos.
“Gimana rasanya,” tanyaku.
“Sakit banget, perih,” katanya tertunduk.
“Asuk kan sudah bilang seumuran kamu itu belum pantas untuk melakukan hubungan seperti itu, tapi kamu gak percaya, ya sekarang rasakan sakitnya, “ kataku.
“Tapi di film-film itu kok bisa Suk, mereka keliatannya gak kesakitan gitu, padahal kan lebih kecil dari Memey,” protesnya.
“Apa yang difilm itu kan tidak seperti yang sebenernya, mereka sudah atur, mungkin juga anak yang di setubuhi itu memang sudah lama dipaksa, maka ketika di filmkan lubangnya sudah besar,” kataku.
“Oh jadi lobang memek Memey nanti bisa muat juga dimasukkin anunya asuk dana gak ngrasa sakit,” katanya.
“Ya bisa kalau di coba terus,” kataku tanpa berfikir apa-apa.
Aku jadi merasa ingin tahu bagaimana kerusakan yang sudah terjadi akibat Memey semalam memasukkan penisku ke liang vaginanya. Memey kuberitahu agar dia memberi kesempatan agar aku bisa memeriksa luka di memeknya. Kukatakan dengan memeriksa itu aku jadi bisa ambil tindakan jika akibat selanjutnya berbahaya.
Mendengar kemungkinan luka di memeknya bisa berbahaya kelak, Memey jadi takut dan nurut ketika kuminta membuka celananya dan mengangkang di hadapanku. Aku buka belahan memeknya terlihat masih memerah bekas semalam. Memey sebenarnya mengeluh perih ketika aku membuka belahan memeknya, Namun aku minta dia menahan sedikit, karena aku sedang memeriksa bagian dalamnya. Di dalam lubang vagina masih terlihat sisa robekan selaput dara dan ada sedikit darah yang tertinggal.
“Gimana suk, parah enggak,” katanya.
“Kelihatannya sih enggak, kita tunggu aja kalau 3-4 hari ini sudah tidak ada rasa sakit berarti bisa sembuh. Otakku jadi melenceng juga akibat peluang yang dibuka si Memey untuk menyetubuhinya.
Kalau sudah seminggu dicoba untuk dimasukkan barangnya asuk, gak berasa sakit atau bedarah, berarti memang sudah sembut. Mungkin masih sakit tapi sedikit saja dan lama-lama hilang sakitnya, kataku.
Setelah 3 hari dia melapor rasa perih di memeknya sudah tidak terasa lagi. Belum seminggu, atau katakanlah baru 5 hari dia sudah penasaran ingin mencoba lagi, katanya untuk mengetahui apakah memeknya sudah sembuh betul apa belum.
Dasar otakku sudah singit karena peluang yang ada begitu besar, maka aku turuti kemauan Memey. Aku sebelumnya mengolesi pelicin, jelly sebelum melakukan penetrasi.
Untuk mempersiapkan memeknya menerima coblosan penisku aku merangsangnya memalui oral sampai dia mencapai orgasme . Setelah itu baru aku coba menerobos masuk secara perlahan-lahan. Awalnya Memey merasa agak sakit, tetapi setelah semua terbenam dan aku berdiam sejenak sampai dia tidak lagi merasa sakit, akahirnya dia katakan rasa sakitnya tidak terlalu, meski sedikit masih ada.
Aku kira wajar saja timbul rasa sakit, karena lubang vaginanya memang belum saatnya menerima masukan penis dewasa. Sementara itu aku merasa jepitan yang sangat ketat pada sekujur batang penisku sampai-sampai sulit di gerakkan maju mundur.
Aku melakukan persetubuhan itu secara hati-hati dan merasakan kenikmatan jepitan sampai-sampai aku tidak mampu bertahan lebih lama. Aku lepaskan spermaku di dalam karena merasa sulit sekali menarik nikmat ketika sedang beada di dalam jepitan memeknya. Aku tahu bahwa dia sudah menjelang haid sekitar 2 – 3 hari lagi.
Memey belum bisa metasakan kenikmatan dari hubungan sex itu sehingga sampai dia haid dia tidak memintaku berhubungan. Namun setelah selesai mens dia minta ingin mencoba lagi dan pada waktu itu dia tidak lagi merasa sakit malah bisa mencapai orgasme. Sejak itu dia selalu memintaku memuaskan keinginan sexnya, Ada waktu tertentu dia minta dilayani setiap hari bahkan pernah sehari sampai dua – tiga kali. Di waktu lain dia minta hanya sekali seminggu. Aku tidak pernah berinisiatif memulai persetubuhan, selalu Memey yang memulai.
Begitulah kehidupanku bersama Memey. Dia sempat mengajak temannya untuk mencoba kenikmatan sex. Ada yang hanya sampai oral saja, tetapi ada juga yang ingin tuntas. Aku tidak ingin membeberkan cerita itu, karena nanti terlalu panjang.
Setelah 3 tahun, Aling bebas. Pada saat yang tepat aku berterus terang menceritakan hubunganku dengan Memey. Di ssitu juga ada Memey, sehingga aku bisa memberi keyakinan akan kebenaran ceritaku. Aling semula aku duga akan marah besar padaku, tetapi dia malah memelukku dan berucap terima kasih. Meski Memey tidak utuh lagi, tetapi keadaan yang lain cukup baik seperti sekolahnya dan tubuhnya menjadi gadis yang cantik
Kami kemudian tinggal di apartemen. Aku bebas menyetubuhi Aling di depan Memey begitu juga sebaliknya bahkan kadang kala aku melayani mereka berdua sekaligus.


Baca juga...



Kembali ke Beranda

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Pilih judul

Kategori

Pengunjung

Ditunggu kunjungnya kembali...