Klik disini untuk melihat judul cerita yang akan segera terbit !!
Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 18 Agustus 2014

Bersama Marni dan Indri

Bagikan :

Seperti ceritaku Solo, Surakarta dekat Kartasura dimana aku berkenalan dengan Marni yang baru terjun menjadi pemijat, dan aku adalah tamu pertamanya. Dia lalu membawa
keponakannya Marni yang baru berusia 19 tahun. Hitam manis, montok dan tingginya sekitar 160.
Pintu kamarku diketuk, muncul dua mahluk manis, yang satunya Marni yang sudah cukup akrab karena aku sudah menggumulinya semalam suntuk dan satunya adalah Indri, yang tampil dengan pakaian agak seksi, dengan atasan tanktop wana merah dan bawahan rok blue jean mini.

Mereka berdua kupersilakan masuk. Kutawari mengambil minuman sendiri di lemari es. Indri mengambil kaleng coca cola dan langsung meneguknya. Terus terang aku tidak punya skenario harus bagaimana berhadapan dengan Bude dan keponakannya ini. Indri kelihatan lincah. Dia dengan manja minta duduk di pangkuanku dikursi. Aku tentu tidak bisa berbuat apa-apa. Kecuali diam saja. Tanganku dilingkarkannya ke pinggangnya.
“Aku sayang deh ama oom, abis baik sekali, masak baru kenal udah dibeliin baju sampai sejuta dan HP bagus lagi, katanya sambil menyandarkan kepalanya ke bahuku. Pipinya menempel di pipiku dan dia langsung mengecup pipipku. Marni hanya memonyongkan bibirnya melihat kelakuan keponakannya.
Aku hanya diam tidak bereaksi. Aku tidak tau ada kesepakatan apa antara Marni dan keponakannya Indri.
“Kamu kan udah dapat banyak, sekarang Oomnya dipijetin gih,” kata Marni
“Ya oom sini saya pijetin,” kata Indri.
Aku diam saja.
Marni lalu memerintahkan Indri membuka bajuku satu persatu. Mulanya dia agak ragu, tapi dengan gaya manjanya dia mulai melepas T shirtku. Sementara aku masih duduk di kursi. Marni kemudian mengajari agar celana luarku juga dilepas. Indri tertegun sebentar. Belum sempat dia berpikir lagi Marni sudah menginstruksikan agar Indri, juga membuka kaus singlet ku. Aku ditarik dan diarahkan ke tempat tidur. Aku menuruti saja dan langsung tidur telungkup.
Aku merasa pijatan langsung ke punggung dan bahuku. Melihat cara memijat keponakannya yang ngawur Marni lalu menginstruksikan agar memulainya dari telapak kaki. Indri menuruti dan langsung memulai dari telapak kaki. Marni di sebelah kiri dan Indri di sebelah kanan.”Maaf ya Oom maklum aku belum pernah mijet sih,” kata Indri.
Aku merasa seperti raja minyak dipijat sekaligus oleh dua wanita.
Tidak lama kemudian keduanya beranjak, aku tidak mengerti apa yang mereka lakukan, tetapi aku mendengar mereka masuk kamar mandi. Ketika keluar keduanya sudah mengenakan kimono.
Mereka melanjutkan pijatan. Berkali-kali Marni memberi tahu cara memijat. Aku tidak terlalu merasakan pijatan mereka kecuali menikmati sentuhan dua wanita yang berbeda usia dan terpaut hubungan persaudaraan. Marni lalu pindah mengajari pijatan di bagian punggungku. Indri diminta mendudukiku di bagian pinggang sambil dia memijat punggungku. Aku merasa bagian celana dalam Indri yang langsung menempel di punggungku. Aku tidak punya skenario apa-apa, sebab aku tidak tahu sejauh apa Marni mengizinkan Indri menservice ku dan apakah Indri masih perawan atau sudah jebol aku juga belum tau.
Penisku sudah memuai ditindih Indri. Sementara Marni memijat kedua kakiku. Kurasakan lama-lama Indri mahir juga mengurut punggungku, Cuma tekanannya masih kurang mantap, mungkin dia agak ragu.
“Gimana oom pijatan Indri enak nggak,” tanyanya.
“Masih agak kurang mantap,” kataku.
Marni menimpali, “ mungkin si oomnya harus ajari Indri dulu biar dia tau bagian mana yang enak dipijat.”
“Lho oomnya pintar mijat toh,” tanya Indri.
“Oom ajari dong ,” pinta Indri serius.
Indri kusuruh tidur telungkup.
Aku mulai mengurut bagian kaki sambil menjelaskan apa fungsi urutan pada masing-masing bagian. Aku melancarkan tekanan-tekanan refleksi, sehingga di beberapa bagian Indri menjerit kesakitan. Aku jelaskan bagian-bagian organ mana yang kurang berfungsi baik.
Aku memjat pula bagian yang bisa merangsang nafsu sexnya di bagian telapak kaki. Pada mulanya bagian itu terasa agak sakit, karena mungkin gairahnya belum naik. Aku membohongi bahwa bagian itu adalah untuk kelancaran mensturasi.
Sampai bagian simpul saraf rangsangan itu lemas, menandakan dia mulai pasrah. Aku naik ke bagian betis sambil terus menerangkan apa fungsi pijatan di bagian ini. Kuajarkan juga untuk pijatan nyaman serta pijatan untuk menghilangkan pegal lalu pijatan refleksi. Aku sengaja tidak terlalu menekan keras, agar Indri terasa nyaman. Bagian belakang lutut, aku urut dan tekan-tekan. Disitu juga ada simpul saraf rangsangan. “ Aduh oom enak oom pijetannya, om pinter sekali belajar di mana sih, “ kata Indri yang sudah mulai terbuai dan gairahnya mulai meningkat. Sementara itu Marni tiduran di sebelahnya memperhatikan aku memijat keponakannya.
Aku mulai menelusuri pahanya. Paha anak ini terasa kencang sekali, ini menandakan dia masih perawan. Dugaanku itu kayaknya nanti perlu dibuktikan . Tanganku perlahan-lahan menelusuri pahanya dibawah kimono. Indri berkali-kali membenahi kimononya yang tertarik ke atas karena gerakan urutanku. Marni dalam bahasa Jawa memberi tahu Indri agar jangan malu, kalau mau belajar urut ya harus berani diurut.
Aku mulai memainkan bagian dalam pahanya. Mulanya dia menggelinjang kegelian. Maklum masih perawan. Namun lama-lama dia mulai menikmati dan pahanya makin dilebarkan. Dia kelihatannya mulai terangsang, karena berkali-kali mendesis dan menggerak-gerakkan bahunya. Indri tidak perduli lagi kimononya terangkat sampai terlihat bagian belakang celana dalamnya. Bokongnya montok betul. Mungkin karena dia terangsang atau mungkin mengikuti anjuran budenya agar jangan malu, atau mungkin juga karena keduanya, sehingga di tidak perduli lagi kimononya sudah tersingkap sampai ke pinggangnya
Aku mulai memainkan jurus-jurus memijat bongkahan pantatnya. Jari-jari tanganku sambil melumuri cream menerobos celana dalamnya bagian belakang. Indri tidak peduli lagi pantatnya dijamah-jamah. Jurus mengurut bongkahan pantat ini membuat cewek menjadi sangat terangsang. Biasanya jika dia sudah terangsang, sudah tidak peduli lagi oleh rasa malu. Indri hanya merasakan sentuhan pijatan erotisku. Jempolku kiri kanan mulai menelusuri belahan pantatnya sampai hampir mengenai kemaluannya. Aku berkali-kali menekan dan mengurut belahan pantat itu. Indri berkali-kali pula menggerakkan bahunya seperti menahan sesuatu sambil berdesis.
Setelah dia sangat terangsang aku pindah mengurut bagian punggung sampai bahunya.Indri sebelumnya kuminta melepas kimononya. Indri agak ragu melakukan perintahku, tetapi Marni langsung menarik dan membantu membuka kimono itu. Indri tidak bisa menolak, kecuali nurut saja.
Urut erotis di punggung adalah untuk menjaga agar gairah yang tadi sudah naik tidak melemah lagi. Urutan ku menelusuri sampai bagian pinggir susunya yang melebar karena tertekan tindihan badannya.
Sambil mengurut aku melepas kancing BHnya. Indri tidak protes, BHnya dilepas. Dia diam saja. Aku merasa dia sudah pasrah dalam buaian gairah yang sangat tinggi.
Kemudian aku memintanya berbalik. Indri agak rikuh karena BH sudah terlepas sementara kimono juga sudah terbuka. Tinggal celana dalam yang masih pada posisi seharusnya dan BH yang hanya menempel di atas susunya. Sambil memegangi BH Indri berganti posisi telentang.
Aku memulai dari ujung kaki, tapi hanya sebentar lalu pindah ke bagian paha. Indri sudah tidak mampu lagi menyembunyikan dirinya bahwa dia sudah terangsang. Jariku masuk kedalam celana dalam bagian depan dan mengurut sampai ke bukit kemaluan dan kedua belah bibir memeknya. Gerakanku seperti gerakan profesional, sehingga tidak memberi kesan vulgar.
Sementara itu Marni sudah tertidur .Sesekali aku menyentuh bagian ujung clitorisnya yang mengakibatkan Indri menggelinjang.Aku memusatkan sentuhan jempol kananku ke bagian clitorisnya. Indri menggelinjang-gelinjang dan berdesis. Aku memainkan clitorisnya tapi tidak sampai dia orgasme. Aku sengaja mengantung, ini yang membuat Indri tersiksa oleh perasaan yang tanggung dan nikmat itu, aku berpindah mengurut bagian dadanya. BHnya aku singkirkan dan muncullah susu perawan yang kencang dengan pentil kecil dan aerola yang belum melebar. Aku memulai dengan pijatan di seputar bongkahan susunya , lalu meremas-remas susunya serta memainkan putingnya. Indri mendesis-desis menahan gelombang rangsangan dalam dirinya.
Aku kembali turun ke bagian perutnya dan menekan bagian bawah perut. Bagian ini jika ditekan, maka pemiliknya akan merasa seperti kebelet pipis. Aku berkali-kali menekan itu sampai akhirnya Indri merasa benar-benar kebelet pipis. Dia minta izin sebentar untuk kekamar mandi.

Ketika Indri bangkit dan ke kamar mandi hanya mengenakan celana dalam saja, Marni terbangun.
Indri sudah hilang rasa malunya, sehingga dia tenang saja berjalan sambil teteknya gondal gandul. Ketika Indri sedang di kamar mandi, aku tanya Marni, gimana soal keponakannya. “ Monggo kerso mawon,” kata Marni. Maksudnya terserah aku saja mau di apain.
Ini adalah sinyal bahwa dia memberi izin aku menggarap Indri. Marni tidak tahu, apakah keponakannya masih perawan atau tidak.
Indri dengan tenangnya berjalan santai dengan hanya bercelana dalam dari kamar mandi kembali ke tempat tidur dan tidur telentang. Aku tanyakan, apa mau dilanjutkan apa tidak. Dia kembali bertanya sudah selesai apa belum. Tentu aku bilang belum.
Aku kembali mengurut bagian pahanya untuk memulihkan rangsangan. Sekitar 5 menit gairah Indri sudah mulai bangkit lagi. Kembali jariku menelusuri bagian yang tertutup celana dalam dan sampai akhirnya menekan bibir luar vaginya dan berakhir di clitorisnya. Indri kembali menggelinjang.
Marni memperhatikan aksiku merangsang keponakannya sampai akhirnya dia bangkit dan membuka celana dalam keponakannya. Indri pasrah saja karena dia sudah seperti hilang ingatan.
Rupanya Marni ikut terangsang melihat aksiku. Dia membuka kimononya dan seluruh pakaian dalamnya.
Sementara itu aku mulai menstimulir bagian clitoris Indri. Dia terengah-engah dalam gelombang rangsangan yang makin memuncak, sampai akhirnya dia mencapai orgasmenya. Mungkin dia mencapai orgasme yang pertamanya seumur hidup, sehingga tanpa sadar dia menjerit keras sekali ketika gelombang orgasme menderanya.
Kutekan kemaluannya terasa berdenyut-denyut. Kemaluan Indri rambutnya lebih lebat dibanding budenya.
Setelah orgasmenya reda Indri aku ciumi dan dia membalas kecupan bibirku dengan ganas sekali. Aku lalu menelusuri ke bawah dan menghisap kedua pentilnya. Ciumanku terus turun ke perut dan berakhir di sekitar kemaluannya. Indri mungkin merasa jengah atau malu ketika seputar kemaluannya aku kuak lantas aku jilati. Aku menguak bibir dalam vaginanya untuk melihat bagian clitorisnya. Terlihat tonjolan clitorisnya cukup besar dan nyata. Aku segera membekap mulutku untuk memusatkan jilatan clitoris . Indri menggelinjang liar, sehingga terpaksa aku tahan gerakannya. Cewek dengan clitoris yang menonjol begini biasanya cepat mencapai orgasme. Benar juga tak lama aku menjilati itilnya Indri kembali menjerit menyalurkan gelombang orgasmenya. Vaginanya yang berada di dalam bekapan mulutku terasa berdenyut-denyut. Sementara itu penisku sedang dikenyot oleh Marni.
Penisku yang sudah dalam keadaan keras sempurna lalu aku arahkan ke liang vagina Indri. “Oom aku belum pernah gini, pelan-pelan ya,” kata Indri.
Aku dengan susah payah memasukkan kepala penisku., sampai akhrinya semua kepala penisku terbenam. Sampai disitu aku merasa memek Indri sangat sempit. Aku tekan perlahan-lahan sampai hampir sepertiga batangku masuk. Pada posisi itu aku susah maju kerena seperti menemukan lubang buntu. Aku lalu menarik dan mendorong kembali dengan gerakan pendek. Sampai gerakan lancar aku kembali menekan perlahan sampai batangku tertahan. Aku berusaha melakukan kontraksi di penisku, akibatnya penisku bisa maju perlahan-lahan. Selaput perawan Indri terasa terterobos oleh penisku sehingga ketika penisku kebenamkan tidak ada penghalang lagi. Indri tampak meneteskan air mata. Aku melakukan gerakan hati-hati keluar masuk. Rasanya sempit sekali sampai aku tidak mampu bertahan terlalu lama, meledaklah spermaku ke dalam vagina Indri.
Aku terjerembab lemas. Lalu perlahan-lahan menarik penisku. Marni dengan sigap menutup tissu ke lubang memek Indri dan mengusapnya. Spermaku tercampur darah sedikit, sehingga agak berwarna merah. Penisku pun ketika di usap oleh tissu meninggalkan bekas darah sedikit.
Aku dan Indri dibimbing Marni ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Indri berjalan agak berhati-hati, karena katanya memeknya perih. Aku terlebih dulu selesai membersihkan diri lalu kembali ke tempat tidur .
Badanku lemas dan terasa sangat puas. Tidak lama kemudian Indri dan Marni keluar dari kamar mandi dalam keadaan bugil. Indri ditidurkan disampingku. Sementara aku diminta tengkurap dan Marni mulai melancarkan pijatan. Aku tertidur sekejap sampai Marni memintaku berbalik telentang. Batang penisku agak memuai mungkin karena pijatan Marni. Ketika telentang aku tidak lagi dipijat Marni kecuali di oralnya. Keponakannya menonton aksi budenya mengoralku. Tanganku sebelah meremas-remas toket Indri yang sangat kenyal. Oral Marni terasa piawai sekali sehingga tidak lama kemudian batangku sudah tegak kembali. Tanpa peduli ada keponakannya Marni langsung mengangkang diatas penisku dan tangannya mengarahkan penis masuk ke rongga vaginanya. Dia bergerak memutar, maju mundur, naik turun sampai akhirnya dia mencapai orgasmenya dan roboh ke badanku.
Lama sekali penisku yang masih keras tertancap di rongga vagina Marni. Aku melakukan kontraksi dengan mengedut-ngedutkan, Marni ternyata mengikutiku dia juga mengedut-ngedut vaginanya. Aku akhirnya mengatur agar kedutannya bergantian melalu isyarat ketukan jari. Lama-lama tanpa isyarat jari kami sudah lancar berkedut bergantian. Gairah Marni naik lagi, dia bangkit dan kembali memutar dan menaik turunkan pinggulnya. Dia tidak mampu bertahan lama juga karana kemudian sudah jatuh lagi kepelukakanku dengan orgasmenya yang menjepit-jepit penisku.
Setelah orgasmenya tuntas sambil terengah-engah Marni tidur disampingku. Aku diapit Marni dan Indri.
Aku berbalik miring menciumi Indri dan meremas susu serta menggapai kemaluannya. Terasa kemaluannya sudah basah. Rupanya dia terangsang melihat aksi budenya tadi.
Aku segera mengambil posisi menindihnya dan berusaha memasukkan penisku kembali. Indri meringis menahan perih. Relatif penisku lebih mudah masuk, meski lubangnya masih terasa sempit.
Aku merasakan sensasi memek yang baru diperawani. Rasanya menjepit sekali dan nikmat luar biasa. Aku melakukan gerakan hati-hati dan pelan. Sensasi jepitan itu membuat rasa nikmat di sekujur batang penisku. Aku memusatkan perhatian merasakan kenikmatan itu sampai kemudian aku ejakulasi di dalam memek Indri.
Tidak banyak mani yang keluar, sehingga tidak sampai tumpah ketika aku cabut. Aku istirahat sementara Indri bangkit membersihkan bekas air maniku. Aku steril, oleh karena itu tidak ada kekuatiran Indri akan hamil.
Aku tertidur cukup lama dalam satu selimut bertiga. Aku ditengah dan di kiriku Indri dan di sisi lainnya Marni. Keduanya memeluku dari kiri dan kanan. Mereka juga ikut tertidur.
Kami terbangun sekitar pukul 7 malam, terasa sekali perut mulai lapar. Aku mengontak room service dan kembali memesan nasi goreng 3 porsi. Hotel ini memang cukup pintar memasak nasi goreng. Sambil menunggu pesanan datang, kami memutuskan mandi berendam bersama di dalam bak air hangat. Pesanan nasi goreng datang ketika kami sedang asyik berndam. Aku keluar mengenakan kimono dan menyelesaikan orderan itu lalu kembali berkumpul di bak air hangat.
Nikmat sekali rasanya berendam bertiga. Batangku dipermainkan Indri. Oleh Marni aku diminta duduk di pinggir bak dan Marni mengajari bagaimana caranya mengoral penisku. Penisku pada saat itu masih kuyu. Namun karena dihisap oleh dua cewek secara bergantian, akhirnya dia bangkit juga.
Rasanya nikmat sekali, tetapi karena sudah berkali-kali ejakulasi aku jadi agak susah ejakulasi. Aksi oral itu aku akhiri dan kami lalu saling menyabuni masing-masing.
Setelah mengeringkan badan, kami bertiga langsung menyerbu nasi goreng. Kami makan tetap dalam keadaan telanjang. Jika suhu terlalu dingin, AC aku matikan, jika mulai terasa panas aku hidupkan lagi.
Selesai makan aku masih sempat meneguk sekaleng bir untuk sekedar menghangatkan tubuh.
Kami bercengkerama sambil tiduran di tempat tidur. Aku sempat memperlihatkan peragaan bagaimana merangsang Marni dan menuntaskannya dengan melakukan pengolahan Gspot. Indri sempat terheran-heran melihat budenya bisa berejakulasi. Kukatakan kemungkinan Indri juga bisa begitu, tetapi nanti setelah luka selaput daranya sembuh.
Aku malam itu dilayani pijat oleh dua wanita bugil sampai aku tertidur. Paginya aku masih sempat melayani keduanya. Kami masih menginap semalam lagi bertiga dan melampiaskan nafsu kami sepuasnya.
Setelah waktunya aku akan kembali ke Jakarta, Aku sempat membelikan sepeda motor Honda Bebek baru untuk Indri dan mereka masing-masing kuberi uang tunai 2 juta.
Aku berjanji akan ke Solo 2 minggu kemudian.
Setiap kali aku ke Solo aku selalu mendapat layanan full dari kedua wanita itu, sampai akhirnya mereka berdua aku kawini secara siri. Aku membiayai kuliah Indri sampai mendapat sarjana ekonomi. Indri sangat berbakat marketing, sehingga sambil dia kuliah dia menjalankan multilevel marketing. Dia kini punya usaha sendiri dan sudah cukup mapan karena mampu membeli mobil sedan Honda keluaran terbaru. Sementara Marni bekerja membantu. Indri. ***


Baca juga...



Kembali ke Beranda

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Pilih judul

Kategori

Pengunjung

Ditunggu kunjungnya kembali...