Klik disini untuk melihat judul cerita yang akan segera terbit !!
Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 03 September 2014

Fotobox

Bagikan :

Kuliah sudah tidak banyak lagi. Tidak setiap hari ada kuliah. Di semester 6 aku memiliki banyak waktu. Saat itu aku mencoba mewujudkan keinginan yang lama terpendam
. Keinginan itu adalah memiliki usaha kecil-kecilan.
Joint berdua dengan temanku, kami membuka usaha photobox dan jualan pulsa di mall yang cukup ramai. Kami bergantian jaga. Pada awalnya pendapatan masih kurang memadai, maklumlah usaha baru. Namun semua temanku di kampus sudah tahu aku punya usaha photobox. Jadi banyak juga mereka yang datang untuk membuat pasfoto.
Namun yang aku suka dari usaha ini meski hasilnya tidak terlalu besar adalah banyak abg-abg yang minta difoto dengan berbagai gaya. Saya dan temanku memang cukup menguasai soal mengedit foto, jadi photobox ku makin disukai para abg.
Selain itu aku juga hobby fotografi, sehingga usaha ini seolah menyalurkan hobbyku. Sebetulnya aku bercita-cita punya studio foto sendiri. Namun usaha seperti itu memerlukan modal yang sangat besar. Selain itu aku belum mempunyai pasarnya.
Banyak cewek-cewek di tataran usia SMP atau kelas 5 atau 6 SD menjadi langganan. Mereka sering berfoto untuk mengubah statusnya di baik di FB, maupun di berbagai media sosial lainnya. Kalau pun tidak berfoto mereka membeli pulsa ke counter ku. Anak-anak ini suka jalan-jalan ke mall, meski hanya untuk ngisi pulsa 10 ribu. Aku memang menyediakan beberapa kursi untuk mereka duduk beristirahat jika lelah berkeliling mall.
Suatu hari ketika aku baru membuka counter kira-kira jam 10, muncul langganan kecilku. Dia adalah Anita. Kutanya kenapa tidak sekolah. Dia bilang “bete”. Aku jadi bingung anak sekecil kelas 6 SD sudah bisa merasa “bete”. Ternyata itu disebabkan pacarnya yang kelas 2 SMP jalan sama cewek lain.
Alamak kelas 6 SD sudah pacaran. Ngapain aja kalau pacaran, ini membuat aku jadi penasaran, sehingga aku usahakan dia duduk berlama-lama di counterku. Dengan teknik yang sebagian kudapat dari pelajaran dikampus soal trik menggali informasi. Terungkap juga bahwa Anita jika pacaran sudah melakukan ciuman di mulut dan pacarnya juga meremas-remas teteknya. Aku jadi penasaran pula. Jadi ingin tahu sebesar apa sih tetek Anita yang baru kelas 6 SD. Dari balik bajunya yang berlapis jaket, tidak begitu terlihat tonjolan di dadanya. Namun setelah lama aku berusaha mengamati, ternyata memang ada juga sedikit tonjolan di dadanya.
Pikiran gilaku kumat, aku jadi ingin memiliki foto Anita telanjang dada. Otakku langsung berproses menyusun strategi membujuk anak kecil ini agar mau aku foto dengan telanjang dada. Penasaran juga ingin liat tetek nya.
“Nit pulsa kamu ada berapa,” tanyaku.
“ Ah tinggal 2 ribu kak, kenapa,” tanyanya polos.
“Mau gak kakak kasi gratis pulsa 50 ribu,” kataku.
“Ih mau dong, kakak kok baik banget mau ngasi pulsa banyak gitu,” katanya bertanya.
“Ya tapi ada syaratnya,” kataku
“Apa syaratnya, “ tanyanya ingin tahu dengan mimik yang genit.
Anita meski masih kanak-kanak tetapi sudah berpenampilan genit.
“ Kakak mau foto kamu di photo box,” kataku.
“Ah gak masalah, kalau cuma itu,” tantangnya.
“Tapi bukan foto biasa,” kataku.
“Foto yang gimana sih,” ujarnya dengan wajah polos.
Aku lalu berbicara setengah berbisik bahwa aku ingin membuat foto dia bertelanjang dada. Dia tidak perlu membuka bajunya hanya mengangkat saja. Kalau dia keberatan aku tidak menyertakan wajahnya . Jadi hanya bagian dadanya saja.
“Ih malu dong,” katanya.
“Pacarmu sudah ngliat juga kan,” kataku.
“Udah sih,” katanya.
“lha itu kamu gak malu,” sanggahku.
“Iya itu kan pacar kak,” katanya membela diri.
“Tapi dia sekarang kan sudah jadi pacar orang lain, bukan pacarmu lagi,” ujar ku.
“Iya sih, ih gimana ya....” ujarnya agak bingung.
“Ya kalau gak mau ya nggak apa-apa,” kataku.
“Iya sih tapi aku pengen isi pulsa untuk paket Bbku.” katanya.
“Ya terserah deh,” kataku.
“ Gimana yaa, tapi kan foto dada doang ya kak,” katanya.
“Iya lah, mang kamu mau yang gimana,” tanya ku.
“Untuk apa sih kak fotonya, nanti disebarin, “ katanya.
“Untuk koleksi aja, gak lah untuk apa disebarin. Kalau pun disebarin kan gak ada tampangnya,” kataku.
“Ok deh, tapi bener ya pulsa gocap,” katanya.
Aku lalu mengarahkan dia masuk ke dalam photobox. Aku lalu duduk di depan komputer yang terhubung dengan kamera di dalam box. Aku beri instruksi untuk memulai. Di layar computer terlihatlah teteknya yang baru tumbuh dengan puting berwarna coklat muda dan masih kecil. Aku segera mengambil beberapa shoot. Dia sudah buru-buru mau menutup lagi tetapi aku cegah dengan menginstruksikan memiringkan badannya ke kiri dan kanan. Ada sekitar 15 shoot aku ambil tanpa sepengetahuan dia. Lalu aku buru buru mengedit sehingga tidak terlihat wajahnya itu pun hanya 3 foto dengan posisi yang berbeda.
Setelah keluar dari box dia melihat hasil fotonya yang memang tidak ada wajahnya. Padahal aku mengambilnya tadi komplit dengan wajahnya. Dia akhirnya tidak merasa khawatir dan aku pun mengisi pulsa seperti yang aku janjikan.
Tanpa diduga aku punya kesempatan memainkan Hpnya, karena ketika itu dia ingin mengganti profil picturenya, Hpnya hang. Dia tinggalkan sebentar Hpnya ditanganku untuk diperbaiki dan dia ke wc karena kebelet pipis. Kesempatan itu aku melihat foto dan film yang tersimpan. Aku terkesiap juga karena ada 2 bokep di dalam filenya.
Setelah kembali dari WC, Hpnya sudah bisa aku normalkan kembali. Menjelang jam pulang sekolah dia minta izin mau pulang kerumah. Aku termenung menemukan fakta anak kelas 6 SD yang mungkin belum genap 12 tahun usianya sudah berpacaran dan pegang-pegang tetek dan di hpnya ada bokep pula.
Sebulan kemudian dia datang lagi dan menawarkan lagi di foto dan imbalan pulsa 50 ribu. Aku bilang kalau foto tetek lagi aku sudah gak perlu, lalu kutawarkan kalau mau foto memeknya, tentunya aku menjanjikan tidak terlihat wajah. Dia mau demi pulsa 50 ribu. Sebelum shoot aku seting kameranya agar zoom out, sehingga aku bisa mengambil full body.
Dari layar komputerku terlihat memek yang masih gundul dan membusung. Belahannnya masih rapat. Aku mengambil beberapa shoot dengan posisi dia berdiri. Kontolku tegang jadinya melihat tampilan memek anak kecil ini. Aku segera mengedit dan menampilkan foto memek saja. Anita puas dan senang mendapat pulsa 50 ribu.
Kemudian dia jadi langganan, karena belum sebulan dia sudah datang lagi mengharap pulsa 50rb lagi. Aku agak jugal mahal, karena kukatakan kalau posenya seperti yang lalu, aku gak mau, dia kuminta untuk berpose mengangkangkan kakinya, membuka belahan memeknya, nungging dan beberapa pose lainnya. Dia tidak lama berpikir lalu setuju.
Kamera di dalam photobox kembali beraksi dan arahan gaya aku sebutkan dari luar. Aku kali ini mendapat banyak frame. Mungkin ada sekitar 30 frame dengan berbagai gaya yang semua berfokus pada memek gundulnya.
Akhirnya aku puas juga dengan modal tidak seberapa aku mendapatkan foto bugil anak di bawah umur.
Seminggu kemudian Anita datang lagi. Dia membawa teman sebayanya. Anita lalu bercerita bahwa temannya itu mau difoto seperti dirinya dengan imbalan pulsa 50 ribu. Aku berpikir sejenak lalu mengajukan syarat. Aku mau memberinya pulsa 50 ribu tapi yang terbuka sekaligus adalah tetek dan memeknya. Temennya yang bertampang imuts dan lebih cantik dari Anita kemudian mengangguk.
Mereka berdua lalu masuk ke dalam box. Anita kuminta mengajari bagaimana berpose didepan kamera. Beberapa shoot aku ambil sekitar 20 shoot dengan berbagai gaya. Temannya yang bernama Chintya adalah keturunan Cina, sehingga kulitnya putih. Teteknya besarnya sama dengan Anita, dan pepeknya juga belum berjembut, alias masih gundul. Dari dalam box Anita mengatakan bahwa dia mau juga pulsa 50 ribu. Aku kemudian menyuruh mereka berdua bugil dan bergaya bermacam gaya. Ada sekitar satu jam mereka berada di dalam box sehingga aku puas mengambil pose-pose mereka.
Aku kemudian mendapat 10 cewek sebaya Anita, dan ada juga yang sudah SMP tapi jembutnya masih sedikit. Mereka sering nongkrong di counterku sehingga, omzetku kini lumayan besar. Tapi ya itu pengeluaran juga ikut besar membiayai hobby ku.
Teman ku yang joint usaha denganku tidak mengetahui tingkahku. Ini tetap menjadi rahasia. Bahaya juga kalau dia sampai tahu, nanti bisa bocor.
Foto Anita sudah kumiliki dari berbagai sudut dan gaya. Tapi dia masih juga menginginkan pulsa gratis. Aku tentu saja sudah tidak memerlukan lagi fotonya, tapi dia terus merengek-rengek. Tanduk di kepalaku muncul. Aku menawarkan mencumbuinya tanpa melakukan penetrasi. Jadi keperawanannya dijamin tetap utuh. Mulanya takut, tapi desakan iming-iming pulsa yang kunaikkan menjadi 100 ribu menggoda.
Dia kemudian setuju. Persoalan selanjutnya tidaklah mudah, karena aku bingung mau dibawa kemana, anak sekecil 6 SD ini . Kalau masuk hotel, tentunya sangat berbahaya, bisa-bisa polisi menggerebek dan menangkap ku dengan tuduhan mencabuli anak di bawah umur.
Ide kemudian muncul dengan membawa ke tempat semacam water boom yang memiliki kamar bilas dan ganti keluarga. Di tempat itu akhirnya Anita aku gandeng.
Di kamar bilas memang tidak ada bed. Yang ada hanya kursi panjang. Di situlah aku telanjangi Anita. Selama ini aku hanya puas memandanginya, sekarang aku menjamah. Teteknya yang baru tumbuh dengan puting yang masih kecil. Tanganku meremas-remas terasa sangat mengkal. Putingnya masih terlalu kecil sehingga agak sulit memelintirnya. Puas bermain dan menciumi teteknya, tanganku beralih ke belahan memeknya. Memek yang masih polos, seperti memek anak bayi, ketika kuraba belahannya, agak berlendir. Anita ternyata naik juga nafsu birahinya. Sambil membelai memeknya aku menguncup bibirnya. Dia sudah cukup lihai berciuman bibir, bahkan lidahnya dia julurkan masuk kedalam mulutku. Terasa Anita ganas juga menciumi bibirku. Sementara itu jari tengahku aktif mencari clitorisnya. Saat kutemukan dia menggelinjang, geli katanya.
Aku penasaran dengan bentuk dan model memek anak di bawah umur, aku turun ke bawah dan mengangkangkan kakinya. Awalnya Anita menutup memeknya dengan tangan, malu katanya, Tapi setelah aku bujuk akhirnya dia mau mengalihkan tangannya dari memek. Kuciumi sekitar memeknya. Anita merasa kegelian, aku minta dia menahan rasa geli itu. Dia menggelinjang-gelinjang menahan rasa geli, tetapi pahanya aku tahan sehingga akhirnya mulutku bisa menguncup belahan memeknya. Lidahku bermain di belahan memeknya dan terasa cairan vaginanya makin banyak dan Anita sudah mulai anteng. Aku mendengar dia mendesis nikmat. Ujung lidahku menemukan tonjolan penutup clitorisnya. Bagian itulah kemudian menjadi konsetrasi jilatanku. Dia makin mendesis-desis. Cukup lama aku mainkan itilnya, kepalaku sampai terasa pegal. Mungkin ada sekitar 15 menit barulah dia mencapai orgasme. Terasa sekali sekujur memeknya yang masih gundul itu berkedut-kedut dan dari belahannya keluar cairan agak kental makin banyak.
Anita baru mengalami orgasme pertama kali seumur hidupnya, sehingga dia merasa heran, adanya kenikmatan yang belum pernah dia ketahui. Anita mengaku badannya agak lemas. Sementara itu penisku sudah menegang 100%. Inginnya sih dimasukkan ke dalam memek, tetapi kali ini tidak mungkin, karena di hadapanku adalah anak dibawah umur yang masih perawan, dan janjiku adalah tidak merusak perawannya. Dia kusuruh mengocok penisku dengan cairan sabun cair. Rasanya nikmat sekali meski pada awalnya pegangannya kurang mantap, setelah aku ajari dia kemudian memberi kocokan yang nikmat sekali sampai spermaku muncrat.
Lega rasanya meski aku tidak sampai menyetubuhinya. Kami mengenakan pakaian renang dan keluar untuk bermain, Sekitar 2 jam kami kembali ke kamar ganti, kontolku sudah ngaceng lagi. Aku kembali menelanjangi Anita sambil kami mandi di air pancuran. Aku kembali mengoral dia. Kali itu dia lebih cepat mendapatkan orgasme. Dia kemudian mengatakan,” Kak aku ingin nyobain ngisep punya kakak, gimana sih rasanya kayak di film-film bokep.”
Aku semula memang ingin meminta dia mengoral kontolku, eh sekarang dia sudah mendahului. Aku langsung berbaring dan menyilakan dia melakukan oral. Pada awalnya dia agak ragu. Aku mengajari nya sampai dia mampu mengoral tanpa terkena gigi. Mulutnya yang kecil kewalahan menghisap batang penis dewasa. Rasanya lumayan sedap juga. Bukan hisapannya yang nikmat, tetapi sensasinya yang luar biasa melihat anak-anak menghisap penisku. Lama-lama dia bosan dan ingin menyudahi, tetapi aku cegah karena aku hampir mencapai ejakulasi. Kutarik kepalanya menjauh dari penisku, lalu kukocok sendiri sampai akhirnya muncrat.
Sebelum kami berpakaian aku menyempatkan foto-foto Anita dalam keadaan telanjang. Aku juga mengambil foto memeknya dan membukanya untuk melihat selaput daranya. Terlihat selaput dara yang berwarnya putih agak bening di dalam lubang memeknya yang masih kecil. Aku tidak bisa berlama-lama membelek lubang memeknya karena dia mengeluh sakit dan perih. Tapi lumayanlah aku mendapat banyak foto setengah makro di lubang memeknya.
Acara kamar bilas itu berulang sekitar 3 kali. Aku jadi berpikir, kalau begitu terus-terusan aku bisa bangkrut karena biayanya agak berat bagi kantong mahasiswa. Sementara itu aku menunda dan menolak keinginannya. Aku kembali fokus ke usahaku. Aku mengembangkan booth sehingga sekarang ada es teh manis yang dijual digelas plastik, lalu buble tea. Aku kemudian juga memiliki gerai baso dengan cara waralaba. Aku dapat pinjaman dari saudaraku yang mengetahui aku cukup gigih melakukan usaha. Dengan berbagai usaha itu pendapatanku sudah cukup lumayan juga.
Aku pun sekarang tinggal di apartemen, meski ukuran studio. Yah cukuplah untuk ukuran mahasiswa. Aku tentu memilih apartemen yang bebas, karena aku berencana akan membawa cewe-cewe untuk bercumbu.
Meski sudah ada beberapa usaha, aku tetap nongkrong di photobox. Peminat pulsa gratis 50 ribu sudah berkembang, tidak hanya anak-anak sebaya Anita tetapi sampai ABG SMA. Paling tidak aku sudah punya koleksi sekitar 20 orang.
Aku tidak menyangka akan berkembang sebanyak itu, karena penyebaran hanya dari mulut ke mulut. Kecuali Anita, teman-teman lainnya hanya terbatas aku foto di photobox saja. Dengan Anita aku sudah bebas bercumbu meski pun masih terbatas. Dia pun tidak lagi menuntut pulsa 100 rb. Dia kalau bolos sekolah sering mendatangiku di apartemenku. Seperti biasa aku akan bercumbu habis-habisan dengan dia. Pernah suatu kali aku hampir saja menjebol keperawanannya. Tapi ketika kepala penisku sudah masuk dia mengeluh memeknya perih dan aku pun sudah memuncak sehingga urung meneruskan masuk menjebol keperawanannya.

****

Dalam seminggu ada sekitar 2 atau 3 orang datang ke counterku jika aku sedang bertugas di sana. Meskipun tidak membujukku untuk memberi pulsa gratis, tetapi mereka senang nongkrong, bahkan membantuku melayani konsumen. Jika Sabtu-Minggu mereka biasanya nongkrong sampai 5 orang. Akhirnya mereka jadi saling mengenal satu sama lain. Mereka pun sudah saling pengertian bahwa setiap orang sudah kufoto telanjang.
Suatu hari kerja, muncul Riana, dia sudah cukup besar karena memang sudah kelas 1 SMA. Dia setengah berbisik mengatakan dia ingin pulsa gratis 50 ribu, dengan imbalan foto telanjang lagi di photobox. Aku sudah pernah mengambil foto Riana bahkan sudah cukup komplit, karena dia sempat dua kali aku foto. Jadi sebetulnya aku tidak membutuhkan dia lagi. Secara iseng aku tawarkan pulsa 100 ribu tapi dia harus datang ke apartemenku pada waktu yang aku janjikan. Aku katakan imbalan dari pulsa 100 ribu itu adalah bercumbu di apartemenku.
Tanpa pikir terlalu panjang dia lalu menyetujui, dan kami pun menyepakati dia akan datang ke apartemenku pada hari sabtu jam 10 pagi. Apartemenku memang apartemen yang hampir seluruhnya didiami oleh mahasiswa. Peraturannya tidak terlalu ketat. Aku sering melihat para mahasiswa itu membawa cewek atau cowoknya masuk ke unitnya. Satpam yang menjaga di lobby sudah paham dengan ulah para mahasiswa.
Pada hari yang dijanjikan kamarku diketuk dan Riana sudah muncul. Di depan pintu. Dia langsung duduk di sofa bed. Unit apartemenku tidak punya kamar, jadi kamar tamu, kamar tidur dan ruang makan semua menjadi satu.
Riana tingginya sekitar 160, bodynya lumayan montok, rambutnya lurus digerai sebahu. Kulitnya tidak terlalu putih, tetapi juga tidak hitam. Wajahnya ayu. Dia memilih sekaleng coke dingin ketika menerima tawaranku minum.
Aku langsung duduk berdampingan dengan dia dan langsung memeluk pundaknya. Tidak ada penolakan, karena mungkin dia sudah menyadari bahwa kedatangannya adalah untuk bercumbu denganku. Aku hanya mengenakan celana pendek, tanpa celana dalam dan kaus oblong. Aku meremas-remas bahunya, Riana diam saja sambil memegang remote TV dan mencari acara yang dia suka. Aku mulai menciumi lehernya, rambutnya, kupingnya dan terakhir kutarik badannya dan aku mencium bibirnya. Ciumanku itu dibalas dengan lumatan bibirnya serta uluran lidahnya masuk ke dalam mulutku. Sambil melumat bibirnya aku meremas bongkahan dadanya dari luar bajunya. Terasa padat. Tidak puas meremas dari luar tanganku masuk ke dalam kausnya dari bawah, melepas pengkait BH di bagian belakang lalu meremas bongkahan teteknya. Tidak ada perlawanan, malah ketika kausnya aku buka dia membantu dengan mengangkat tangannya ke atas.
Sepasang buah dada sudah terhidang di depanku. Bongkahannya cukup besar dengan pentil yang masih kecil. Aku berpindah menguncup kedua pentil payudaranya. Riana seperti terengah-engah dengan nafas yang memburu. Tangannya mencari batangku dan meremasnya dari luar celana. Lalu tangannya masuk ke dalam celana dan langsung menemukan batangku yang sudah mengeras sempurna.
Dia melepas celanaku sehingga aku telanjang dibagian bawah. Aku lalu mengikutinya dengan membuka kancing dan resleting blue jean. Aku sekaligus menarik celana jeans dan celana dalamnya.
Segitiga di selangkangannya hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Riana baru berusia 15 tahun, mungkin jembutnya belum tumbuh sempurna. Jari tengahku membelai belahan memeknya, Terasa agak basah . Aku mencari itilnya dan menguitnya sampai dia berjungkit-jungkit badannya. Tanpa sepengtahuannya tanganku yang menguit memeknya aku cium. Baunya agak pesing, dan bercampur bau memek yang khas. Aku membisikkan agar dia mencuci dulu, biar bersih. Riana hanya mengangguk lalu bangkit menuju kamar mandi. Aku pun mengikutinya dari belakang. Dia duduk di toilet dan melepaskan air kencingnya dengan suara berdesir. Sementara itu aku yang juga sudah bugil, mengambil shower lalu menyabuni penisku. Riana juga menyabuni memeknya dan membilasnya dengan semburan air shower.
Aku memberikan handuk untuk mengeringkan selangkangannya dan juga selangkanganku. Aki berjalan berpelukan ke arah tempat tidurku yang cukup lebar. Riana mendorongku sehingga aku telentang. Sambil duduk dia memainkan penisku lalu mengoralnya. Dari gerakan dan caranya mengulum, terlihat dia sudah pernah melakukannya dan kelihatannya bukan baru sekali, tetapi sudah berkali-kali. Sedotan, kuluman dan jilatannya sudah cukup ligat. Aku mengerang-erang menahan rasa nikmat di sekujur tubuhku. Dia cukup lama dan bisa bertahan begitu lama mengoral p[enisku sampai akhirnya aku tidak mampu bertahan. Aku memberi aba-aba bahwa aku akan keluar. Namun dia TERUS peringatanku itu seperti tidak diindahkan malah dia mengulum lebih kuat penisku. Tanpa pikir panjang lagi aku semportkan sperma di mulutnya. Dia tetap bertahan dan nampaknya spermaku malah ditelannya. Setelah tembakan terakhir Aku masih terus dioral. Aku tidak tahan rasa geli di kepala penisku sehingga aku memaksa dia melepas lumatan mulutnya dari penisku. Dia tidak menyisakan spermaku, mulutnya sudah kosong.
Kemampuan ini tidak mungkin dimiliki cewe yang baru mengenal sex, aku yakin dia sudah sering melakukannya sehingga dapat menelan seluruh spermaku tanpa rasa jijik. Aku tanyakan soal keperawanannya. Dia menggeleng. Dan kutanya yang memerawaninya dia apakah cowoknya, dia kembali menggeleng. Tapi dia tidak mau mengungkapkan siapa yang memerawaninya.
Kami istrihat sebentar. Penisku menyusut dan lemas setelah memuntahkan peluru cair yang cukup banyak. Di sela-sela istirahat itu aku membujuk Riana untuk kembali aku foto. Dia tidak keberatan malah melakukan akting dengan berbagai gaya. Hampir 100 frame aku habiskan sampai aku kehabisan gaya yang bagaimana lagi. Rasanya darah mulai mengalir memenuhi penisku. Aku pun sudah kehabisan gagasan memfoto. Kami kembali berbaraing dan aku mencumbu dia lagi dengan meramas teteknya dan mengobel memeknya.
Setelah bosan menghisap pentilnya aku beralih menjilat pepeknya. Riana pasrah saja dan memberiku ruang lebih lega untukku menjilatinya. Memek Riana tidak bisa dikatakan imut, meski usianya baru 15 tahun. Bibir dalamnya lebih panjang sehingga keluar dari jepitan bibir luar. Aku bisa menjewernya dan menarik ke kiri dan kekanan, sehingga terlihatlah lubang vaginanya yang basah berwarna merah jambu. Itilnya menonjol berwarna merah muda. Aku langsung menjilatinya. Riana menjambaki rambutku dan merintih. Akhirnya dia mencapai orgasme dengan mengerang panjang sambil menarik kepalaku merapat ke memeknya. Aku agak kesulitan bernafas.Memeknya berdenyut-denyut dan terasa makin basah.
Setelah usai orgasmenya dia menarikku keatas sehingga posisiku menindih tubuhnya. Kakinya dikangkangkannya dan dia meraih penisku lalu diarahkan menuju permukaan lubang vaginanya. Aku perlahan-lahan menekan penisku menikam memeknya sampai tenggelam sekuruhnya. Lumayan mencekam juga meskipun memeknya banjir. Gerakan maju mundur dengan cepat aku lakukan dan Riana kembali merintih. Kakinya dikaitkan ke pinggangku . Gerakanku diikuti oleh irama gerakan kakinya merangkul tubuhku.
Sebagai cewek yang masih sangat muda, tetapi Riana sudah mampu bekerjasama seperti cewek-cewek yang berpengalaman. Air mukanya terlihat bahwa dia sangat menikmati hunjaman penisku ke dalam memeknya. Dia mungkin berkonsentrasi menikmati hujaman penisku di memeknya sambil terus merintih-rinth seirama dengan gerakan maju mundur penisku. Kemudian dia diam tidak bersuara lalu mengerang panjang dan tubuhku ditariknya merapat. Penisku merasa gerakan di dalam vaginanya seperti denyutan jika aku mencapai ejakulasi.
Kakinya mengendur dari lilitan ke badanku. Aku mulai bergerak lagi dan kini gerakanku lebih cepat dan lebih kasar. Aku ingin menikmati nikmatnya hubungan sex menurut versiku sendiri. Namun tergangggu oleh lilitan yang kuat kaki Riana ketika dia mencapai orgasme kembali. Dalam keadaan masih berdenyut aku memaksa memompanya. Dia menggelinjang tidak karuan karena katanya pepeknya ngilu. Aku tidak peduli dan terus melakukan gerakan kasar sampai akhirnya aku mencapai orgasme dengan sebelumnya menarik keluar senjataku dari memeknya. Ketika Senjataku keluar Riana sebenarnya mempertahankan agar penisku tetap di dalam, tetapi karena aku takut dia hamil maka aku paksa tarik. Meletus maniku di perutnya, sementara itu Riana menekan permukaan memeknya dengan kedua tangannya sambil mengerang. Rupanya dia mencapai finish beberapa saat dibelakangku. Pantas saja dia ingin penisku tetap menghunjam ke memeknya.
Stelah permainan itu kami berdua berbaring sambil ngobrol. Aku berhasil membongkar rahasia nya. Dia akhirnya bercerita bahwa keperawanannya diambil oleh pamannya yang tinggal serumah. Pamannya sudah bekerja, tetapi belum menikah. Umurnya sekitar 30 tahun. Dia diperawani sekitar setahun yang lalu. Berarti ketika dia masih berusia 14 tahun. Sampai sekarang dia masih melakukan hubungan rutin dengan pamannya. Riana meski masih sangat muda, tetapi sudah paham mengkonsumsi pil anti hamil, menurut dia, pamannya yang memberikan. Pantas saja dia tadi menarikku ketika aku akan mencapai orgasme.
“Kak gua mungkin hipersex ya, kalau gak main 3 hari aja kepala gua pusing, “ katanya. Jadi hubungan dengan pamannya tidak selalu karena kemauan pamannya, tetapi sering juga karena keinginan si Riana.
Sebelum dia pulang kami sempat main sekali lagi, aku pada ronde itu bersikap pasif, sehingga Riana yang mengambil peran. Dia bermain diatasku, oleh karena itu dia berkali-kali pula mencapai orgasme, sempai akhirnya dia menyerah tidak mampu lagi. Aku membalikkan tubuhnya dan aku ganti mengambil perannya. Sampai aku orgasme dan aku lepaskan di dalam. Memang nikmat sekali melampiaskan tembakan sperma kental ke dalam memeknya, apalagi kami mencapai puncak bersamaan. ***


Baca juga...



Kembali ke Beranda

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Pilih judul

Kategori

Pengunjung

Ditunggu kunjungnya kembali...