Klik disini untuk melihat judul cerita yang akan segera terbit !!
Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 03 September 2014

Totoal holiday

Bagikan :

Aku ingin menceritakan pengalamanku menikmati liburan total di Bali selama 3 hari 2 malam. Menurutku ini adalah pengalaman yang luar biasa, karena aku tidak pernah membayangkan ada model
liburan seperti yang kualami.
Perundingan alot yang sudah berjalan sekitar 3 bulan akhirnya deal. Sebagai ketua tim perunding aku puas atas kemampuan perusahaan yang akan menjadi patner dari perusahaanku benar-benar memenuhi syarat dan memang punya kemampuan. Proyek yang kami rundingkan bukan duit kecil, tetapi dapat dikatakan sudah tingkat mega proyek.
Aku sebenarnya sudah kenal dengan ketua tim perunding perusahaan yang akan menjadi patnerku. Proses perundingan yang cukup lama yang membawaku jadi akrab dengan Pak Freddy. Kami berdua ternyata adalah manusia Super alias suka perempuan. Sejak kami kenal, kami sering saling traktir ke tempat-tempat syur dan kadang-kadang booking perempuan klas atas di Jakarta.
“Pak Doni, saya akan ajak bapak liburan ke Bali 3 hari, untuk menurunkan tensi yang tinggi selama ini,” kata Pak Freddy.
“Saya sudah sering ke Bali Pak, bahkan sudah hampir hafal semua sudut-sudut di Bali, apa yang menarik disana, bagi saya sih sudah biasa-biasa saja Pak,” kata ku.
“Ah saya yakin bapak akan senang ketempat liburan kita nanti, pokoknya semua saya yang traktir. Pokoknya Bapak hanya bawa koper saja, OK,” katanya.
Pak Freddy memang pemain kelas atas, sehingga aku tidak bisa meremehkan begitu saja tawarannya. Akhirnya aku menyepakati tawarannya. Hari Jumat sore kami berdua berangkat dengan kelas eksekutif. Jam 7 malam pesawat mendarat di Ngurah Rai. Seorang wanita tinggi semampai dengan pakaian sopan, tetapi tidak menutupi keindahan tubuhnya. Dia memperkenalkan diri dengan menyebutkan namanya Sisca. Posturnya tinggi, pinggang ramping dengan sepatu hi heel. Penampilannya sudah seperti pragawati, atau model. Pikiranku lalu berandai-andai. “Boleh juga ini malam kalau bisa meniduri Sisca,” kataku dalam hati.
Sikap Sisca profesional banget sebagai penjemput. “Bapak-bapak tunggu di sini sebentar, saya akan panggilkan kendaraannya,” katanya sembari menunjuk ke satu tempat untuk kami menunggu. Malam itu cuaca cukup bersahabat, karena tidak turun hujan. Aku mengamati kemana Sisca melangkah. Rupanya dia menuju ke petugas Valet. Tidak sampai sepuluh menit muncul sebuah sedan Mercedes yang aku kenal sekali adalah seri E. Sisca lalu menghampiri kami, dan petugas Valet membantu memasukkan barang bawaan kami ke bagasi. Sisca membuka pintu belakang dan mempersilakan kami berdua duduk di belakang.
Setelah kedua belah sisi pintu ditutup, Sisca mengambil tempat di bagian kemudi. Aku kagum, ternyata Sisca sendiri yang mengemudi. Pertanyaan basa-basi muncul dari Sisca mengenai cuaca selama penerbangan kami.
Freddy menanyakan apakah banyak tamu di hotel saat ini. Dari keterangan Sisca baru saja 2 hari lalu full book, sekarang masih ada tinggal 10 tamu yang stay. Rencananya besok 4 orang chek out. Mereka adalah long stay guest, karena sudah sebulan mereka stay.
Dari sambutan di airport, aku agak sukar menerka bagaimana tempat penginapanku ini. Semewah-mewahnya hotel di mana pun, yang pernah aku kunjungi, penjemputnya bukan orang sebagus Sisca. Kalau jemputan dengan sedan Mercy, aku sering mengalaminya di Singapore, Bangkok dan beberapa kota lainnya, tetapi supirnya pria. Kali ini supirnya “fuckable” alias layak entot pula.
Sialnya Freddy tetap merahasiakan tempat kami nanti menginap, dia hanya senyum-senyum saja. Eh malah menawarkan obat dopping sex. Dari kelakuannya selama keberangkatan ini aku sudah bisa menduga pasti nanti ada hiburan ngeloni cewek di hotel.
Lebih dari satu jam, mobil kami mencapai hotel, jalannya memang tidak terlalu lancar, karena lalu lintas di Bali, lumayan padat. Mobil masuk ke jalan kecil, yang kelihatannya khusus menuju hotel. Di kiri kanannya hanya diterangi oleh lampu semacam obor. Suasananya jadi rada-rada mistis tapi juga eksostis. Jalan masuk itu kutaksir sekitar 100 m. Di hadapan terpampang dua bilah pintu kayu yang besar, seperti pintu benteng. Tampaknya jalan masuk ini adalah semacam bukit batu yang dipotong. Sehingga di kiri-kanan pintu seperti dinding benteng yang merupakan bukit batu. Sisca mengetik sesuatu di Hpnya, tidak lama kemudian pintu gerbang terbuka. Di balik piintu tidak tampak ada satpam atau penjaga gerbang. Setelah meliwati gerbang masih belum terlihat hotelnya. Jalan masuk ke hotel agak berkelok-kelok dan menurun. Mungkin sekitar 1 km baru terlihat ada pendar cahaya lampu.
Letak hotel ini benar-benar tersembunyi. Karena malam aku tidak bisa melihat bentuk keseluruhan bangunan hotel. Mobil berhenti di depan lobby, bagasi kami langsung diurus oleh Sisca. Begitu turun dari mobil, Freddy lalu menekan jempol kanannya lalu jempol kiri ke alat pemindai sidik jari. Sekitar 20 meter kami berjalan menuju lobby. Di lobby sudah disambut oleh seorang wanita smart yang sensual juga usianya kutaksir sekitar 35 tahun. “apa kabar pak Freddy,” sambutnya sambil mengulurkan tangannya. Bukan itu saja dia lalu mencium pipi kiri dan kanan Freddy. Aku diperkenalkan, dia menyalamiku juga dan memberi ciuman di kedua pipiku. Seingatku dia menyebut namanya Margarerth
Seorang gadis yang tidak kalah cantik dengan uniform rok sangat mini dan belahan dada rendah, sehingga celah buah dadanya terlihat menggairahkan menyuguhkan 2 gelas champagne. Ah mungkin juga ini brem Bali, karena rasanya rada-rada mirip. Aku bukan peminum sih. Jadi kurang ahli mengenali liquor.
Gadis itu pasrah saja ketika Freddy menarik tubuhnya lalu mencium kedua pipinya. Aku rikuh, jadi tidak mengikuti cara Freddy. Kami mampir sebentar ke front office, yang penampilannya beda banget dengan front office hotel konvensional, hanya ada sebuah meja kecil yang disitu pun ada alat pemindai sidik jari. Aku diminta untuk dipindai agar menjadi member, lalu memindai KTP Tidak sampai 5 menit, seluruh dataku, dan fotoku seluruh badan dan setengah badan sudah tersimpan di arsip hotel. Aku tidak tahu saat foto diriku diambil. Tetapi ketika semua selesai di pindai, di layar monitor terlihat foto dan data diriku.
Gadis penghidang wellcome drink tadi memandu kami berdua memasuki lift. Dia ikut masuk dan menekan tombol lantai tujuan. Lift ternyata malah turun ke lantai 3, Kami tadi ada di lantai 6. Di lantai tujuan, pintu lift yang terbuka adalah pintu di ujung lain. Ruangnya tidak begitu terang, tetapi cukup jelas untuk mata. Kami berdua disambut oleh pager ayu yang benar-benar ayu. Tidak hanya tinggi semampai, cantik dan montok, tetapi sekitar 25 cewek itu semuanya bugil. Dia tidak menyalami tetapi memeluk cium. Capek juga melayani peluk cium semua cewek-cewek itu.
Tidak ada yang jelek dari ke 25 cewek itu, semuanya top cantiknya dan bodynya juga sip banget. Tinggi mereka terlihat hampir sama sekitar 170 cm.
“Ah ini bener-bener gila Pak Freddy,” kataku setelah usai diciumi para cewek penyambut tamu.
Kami diantar ke kamar masing-masing. Lorong yang tidak terlalu terang merupakan akses ke kamar-kamar. Kamarnya lumayan besar dan lega. Pengantar menjelaskan semua fasilitas di kamar dan bagaimana memakainya. Hotel ini yang sampai saat aku masuk kamar aku gak tahu namanya, peralatannya super canggih. Tadinya aku meremehkan petunjuk yang diberitahukan, tetapi ternyata memang aku kayak orang desa, Mulai dari tombol lampu, sampai semua tombol di kamar mandi bekerja secara otomatis. Tidak ada keran yang diputar, tidak ada kunci yang dikuncikan. Kamar mandi pun hanya dibatasi oleh kaca terang. Sehingga siapa pun di kamar mandi bisa terlihat jelas.
Aku meski sudah diberi tahu soal menggunakan kamar mandi, akhirnya bingung juga ketika mencoba mau mandi. Setelah berpikir dua tiga kali, aku menyerah dan menelpon font desk untuk bertanya cara ini dan itu di kamar mandi. Jawabnya hanya baik pak, sebentar lagi akan kami tolong. Bell pintu berbunyi tidak sampai 5 menit sejak aku meletakkan gagang telepon. Masuk seorang wanita cantik, telanjang pula. Mungkin aku terlihat nganga, karena bingung, pesan room boy, yang datang malah wanita bugil. “Malam Pak,” sapanya dalam bahasa Inggris.
Aku jawab dengan bahasa Indonesia tentunya. “Ada kesulitan apa pak,” tanyanya.
Dengan terpaksa dan memendam rasa malu aku lalu berkeluh soal kesulitanku memanfaatkan fasilitas kamar mandi.
“Bapak mau mandi atau mau buang air pak” tanya.
“Mau mandi,” kataku.
“Mari pak saya bantu saya mandikan,” katanya.
“Aduh mak, layanannya melebihi yang aku harapkan,”kata batinku. Suatu layanan yang tidak aku duga, tadinya aku mengira dia hanya akan memberi petunjuk menggunakan fasilitas kamar mandi. Dia memperkenalkan diri dengan nama Windy, berasal dari Bandung. Pakaianku dibuka satu persatu sampai aku akhirnya telanjang. Dia lalu menggandengku ke kamar mandi. Aku ditanya mau mandi pakai shower atau pakai bath tub. Aku sempat berpikir sejenak, kira-kira mana yang lebih nikmat dimandikan cewek telanjang bahenol dan tinggi begini.
Aku memilih mandi berendam. Windy lalu menyiapkan bath tub dengan air hangat. Sebelum masuk ke dalam bak aku diminta membuang hajat kecil dulu, lalu dia mempersiapkan shower air hangat. Aku diguyur air shower hangat ke sekujur tubuhku lalu dia menyabuni semua bagian sampai kebagian yang paling vital. Tentu saja bagian itu sudah mengeras. Meskipun usiaku sudah mendekati setengah abad, tetapi berhadapan dengan situasi sulit begini, tegang juga . Windy sempat mengocok penisku dengan gerakan nakal. Aku jadi merem melek dibuatnya. Setelahnya badanku bersih dia membimbingku masuk ke bak untuk berendam. Nikmat sekali berbaring di bak mandi dengan air hangat. Windy ikut masuk berendam setelah dia sendiri membersihkan badan di pancuran. Didalam bak dia memijat-pijat kakiku, paha, lalu menggenggam penisku . Dia mengambil posisi tengkurap sambil memijati tubuhku.Teteknya yang lumayan besar dan kencang menekan dadaku. Sementara itu jembutnya yang sedang lebatnya menggerus batang penisku.
Mak-jang nikmatnya luar biasa, hampir-hampir aku terpancut. Sambil meraba dan memijat sekujur tubuhku, Windy menciumi leherku, telinga dan seluruh mukaku. Aku sudah mencapai tegangan tinggi. Windy memintaku duduk di tepi bak. Aku turuti dan penisku tegak mencuat.
Windy mendekat menggenggam penisku lalu dia mulai melakukan aksi penjilatan. Dimulai dari bagian bawah kantong zakar, lalu melomot kantong zakar, sampai memasukkan seluruh penisku ke dalam mulutnya. Pintar sekali dia mengoral, sehingga baru 5 menit aku sudah tidak dapat mempertahankan benteng, sehingga jebol juga. Air maniku ditampung di mulutnya semua, lalu dia muntahkan ke toilet.
Badanku jadi lemas setelah muncrat, tapi pikiranku berubah lapang dan rasanya lega pula. Semua bagian tubuhku dibersihkan oleh Windy sampai celah-celah kuku pun rasanya jadi lebih bersih. Rasanya kulitku jadi tipis karena digosok Windy.
Setelah badanku kering Windy menawarkan aku untuk berpakaian atau telanjang saja. Aku memilih berpakaian, karena sehabis ini akan menikmati makan malam. Windy membuka lemari, Disana sudah ada celana pendek, celana dalam sekali pakai, pakaian lengan pendek dengan motif bunga-bunga besar .
Setelah berpakaian Windy dengan tetap telanjang menggandengku menuju ruang makan. Aku sempat mampir sebentar ke kamar Freddy, tetapi dia tidak dikamar. Di ruang makan yang lumayan terang ada sekitar 6 pasang tamu termasuk salah satu diantaranya adalah Freddy yang dengan percaya dirinya dia dinner sambil bugil bersama dua orang cewek disisi, kiri dan kanannya.
Begitu melihat aku, Freddy bangkit menghampiri, dia berbisik, “ You boleh pilih mau sama cewek yang mana, bahkan bisa lebih dari satu kalau you kuat.” kata Freddy.
Aku lalu digandengnya ke salah satu sudut ruangan. Disitu ada monitor layar sentuh. Freddy menekan-nekan icon di layar lalu muncul semua foto cewek yang bisa menemaniku. Diantara cewek-cewek itu juga ada si sopir penjemput tadi. Fotonya jika diakses akan muncul foto lainnya dan semuanya dalam keadaan bugil, serta data baik umur, daerah asal, ukuran tubuh dan statusnya sedang bertugas menemani tamu, tersedia atau off. Uniknya escort girl disitu berasal dari berbagai daerah, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Sunda, Madura, Manado, Ambon, keturunan Arab, blasteran bule, keturunan India dan Cina. Dalam data base itu ada sekitar 40 foto, yang semuanya sangat cantik dan aku jika tutup mata dan ambil random, tetap akan dapat yang bagus.
Malam itu aku memilih cewek berasal dari Madura, namanya Marlina dan seorang Manado bernama Pingkan. Aku malam ini ingin merasai bibir Manado dan Soto Madura. Aku tinggal mengklik icon order dan memasukkan kode keanggotaanku dengan memindaikan sidik jariku di perangkat yang sudah tersedia dan memebri tahu posisiku sekarang. Sekitar 10 menit muncul 2 cewek yang aku order tadi, menyalami dan memelukku cium. Mereka tidak bugil, tapi menurut pandanganku ya bugil juga karena hanya mengenakan baju terusan mini yang transparan. Di dalamnya tidak ada celana dalam dan BH.
Makanan di restoran ini tidak bisa dibilang biasa-biasa saja. Makan prasmanan yang berlimpah dan cita-rasanya lumayan enak-enak juga. Tapi konsentrasiku pecah dengan menikmati para escort girl yang mondar mandir nyaris bugil dan tidak ada satu pun yang bodynya tidak indah. Semuanya nyaris sempurna, seperti foto-foto model. Aku jadi berfikir bagaimana cara hotel ini merekrut mereka dan mendidiknya. Semua mereka fasih berbahasa Inggris, ada yang lancar Prancis, Spanyol, Cina, Jepang dan Jerman. Jadi cewek-cewek ini sebenarnya bukan orang sembarangan juga. Karena mereka semuanya sangat berpendidikan.
Malam itu aku dilayani oleh dua cewek. Di dalam kamar ternyata sudah tersedia sejumlah kondom, dengan model macam-macam, bahkan tersedia juga obat-obatan vitalitas seperti Viagra, Cialis dan sebagainya. Kita tinggal pilih dan comot saja, tidak perlu bayar lagi. Di dalam kulkas semua minuman boleh diminum tanpa harus bayar.
Pelayanan dua cewek di ranjang aku harus angkat dua jempol, semuanya hebat dan sempurna Bahkan aku dibimbing mereka untuk mampu main dua ronde pada awal pertemuan dan keesokan paginya satu ronde panjang yang kesemuanya itu untuk dua lobang.
Pagi hari badanku segar bugar, lemas dan lega. Pikiran terasa terang dan stress di otak rasanya sudah menguap. Aku baru tahu bahwa kamarku mempunyai balkon yang menghadap laut. Kamarku menghadap ke Timur, sehingga matahari pagi masuk menerobos ke dalam. Kamarku ada dilantai 3 di depan kamarku terbentang pula kolam renang.
Pagi itu aku memilih hanya mengenakan celana boxer dan telanjang dada masuk ke restoran. Dua wanita yang mengantarku membantu mengambilkan kopi, jus, toast. Setelah itu mereka pamit untuk kembali ke station, mereka akan berganti shift. Aku merenung, kira-kira berapa ya biaya nginap di sini satu malam dengan service yang demikian luar biasa.
Mungkin karena melamun, aku tidak menyadari bahwa Freddy sudah duduk disampingku. Dia dengan santainya menyuruh cewek-ceweknya mengambilkan sarapan yang dia inginkan. Dia menanyakan gimana semalam, apakah cukup puas. Aku langsung menyalaminya dengan mengatakan luar biasa. Freddy yang pagi itu juga hanya mengenakan celana boxer hanya senyum senyum saja. “ Gimana masih kuat?” tanyanya.
Aku bilang,” kita coba saja sampai batas maksimum.”
Aku tanya, apa acara hari ini. Dia bilang free, mau jalan-jalan keliling Bali ditemani cewek, atau mau di hotel saja, dipijat dan main gulat, mau berenang atau melampiaskan nafsu sampai ke titik mani yang terakhir. Freddy mengatakan bahwa dia akan tetap di hotel. Dia menginformasikan bahwa di hotel ada acara-acara khusus yang bisa diikuti tanpa bayar lagi seperti seminar, workshop dan pertunjukan.
Pagi ini ada workshop yang dimulai jam 10 pagi. Aku tanya, workshop apaan di tempat yang beginian. Ya workshop begituan lah, kata Freddy.
Dia lalu melambai ke waiter yang bugil sedang berdiri di sudut. Freddy minta computer tab. Dia lalu menekan icon-icon di situ. Hari ini ada workshop berbagai posisi kamasutra yang akan berlangsung 90 menit. Jam 2 siang nanti ada seminat “ how to find G spot, dan olah pernafasan untuk meningkatkan stamina dan daya tahan “bertempur”. Jam 10 malam ada pertunjukan special show. Aku tertarik oleh semua event yang diselenggarakan hotel.
Pada acara kamasutra yang dibawakan dengan pengantar bahasa Inggris yang membawakan adalah pakar berwajah India. Pesertanya ternyata tidak hanya laki-laki seperti diriku, ada 4 ibu-ibu atau lebih tepatnya tante-tante di umur sekitar 30 – 50. Hebatnya penjelasan tidak hanya menampilkan slide dan video serta teori, tetapi dipraktekkan oleh pasangan muda yang cantik dan gagah. Aku merasa ini bukan seminar tapi sudah menjadi lifeshow.
Penonton dipersilakan pula mencoba posisi-posisi yang diajarkan, bagaimana rasanya pada posisi-posisi tertentu. Bagi tamu pria tentunya dengan pasangan wanita yang tersedia, sedang tamu wanita disediakan pria gagah yang sudah dalam keadaan ngaceng. Aku akhirnya ikut pula menjajal, karena semua tamu tanpa malu mencoba posisi-posisi tertentu. Gila asyik banget seminarnya, Misalnya besok masih ada lagi aku mau ikut lagi ah.
Tidak terasa 90 menit sudah berlalu, bahkan seminar jadi molor waktunya sehingga baru ditutup setelah 2 jam. Abis pesertanya pada penasaran. Selesai seminar, sudah menunggu hidangan makan siang. Aku memilih tidak terlalu banyak makan siang, karena setelah itu berencana mau ngembat sekali lagi. Makan siang buru-buru kuselesaikan lalu aku menuju meja untuk order dan aku memilih wanita keturunan Cina untuk melayaniku siang ini. Aku bertelanjang saja di kamar. Tidak sampai 30 menit bel kamarku berbunyi. Masuk seorang gadis cantik, kulit putih, rambut agak pirang sebahu, tetek masih kencang dan jembutnya hitam cukup lebat. Dia memperkenalkan diri dengan nama, Silvya. Tingginya kutaksir sekitar 170 cm. Dia datang dalam keadaan telanjang.
Aku langsung dipelukcium, dan menggandengku ke tempat pembaringan. Dia langsung beraksi dengan menciumi sekujur tubuhku, mengoralku. Dia pun memberi kesempatan kepadaku jika aku ingin mengoralnya. Aku main satu babak. Silvya sangat terlatih menservice. Pelayanannya sangat excellent. Rasanya standar pelayanan di hotel ini cukup baik dan semua yang sudah kupakai kelihatan well trained .
Jam 2 siang aku kembali ke ruang seminar. Disana sudah ada 10 orang 5 orang diantaranya wanita. Pembawa seminar adalah orang Australia. Dia membimbing pengetahuan peserta dengan sangat jelas. Di akhir acara disediakan 2 cewek untuk peserta laki-laki. Cewek itu saat disetubuhi dia akan memberi tahu saat gpotnya tersentuh penis. Aku jadi ikut-ikutan belajar mencari Gspot, karena di situ memang tidak perlu sungkan, sebab si pengajarnya sendiri juga ngentot di depan kami menunjukkan cara menemukan Gspot. Sementara peserta cewek disediakan 2 pria gagah yang tegap dengan kontol ngaceng. Dia sudah terlatih menemukan Gspot . Kalau kami para peserta pria bermain tidak sampai finish. Peserta perempuan minta dituntaskan sampai mereka orgasme dan mengerang-erang. Untung para pria itu tidak cepat muncrat jadi mereka bisa melayani 2-3 orang cewek masing-masing.
Bubar seminar Freddy mengajakku main-main di pantai. Situasi pantai sudah ramai ada puluhan perempuan dan laki-laki semuanya telanjang bulat. Pantainya memang teduh karena terlindung tebing jurang yang cukup tinggi. Letak hotel ini memang strategis, karena pantainya seperti dikurung oleh tebing yang sangat tinggi. Jadi tidak bisa orang di luar hotel masuk ke pantai hotel. Dengan demikian bermain di pantai pada saat sore sangat nyaman, apalagi pemandangan dengan manusia-manusia bugil.
Di situlah aku bisa melihat semua cewek hotel yang bisa kupilih. Para cewek itu sangat akrab dengan kami tamu-tamu hotel. Semua memeluk cium kami. Rasanya sudah seperti satu keluarga. Mereka selalu menyebutkan namanya. Padahal di dada mereka ada seperti tato tulisan nama masing-masing. Jadi tidak ada rasa canggung bermain dengan siapa pun, meskipun baru kenal disaat itu. Tampaknya tidak ada cewek yang jelek. Kalau boleh diberi nilai semuanya diatas 8. Semuanya tinggi, montok, cantik dan ramah.
Selepas makan malam aku dan Freddy menikmati show. Rasanya shownya jadi kurang menarik, karena tarian telanjang jadi hambar setelah melihat selama di hotel semua ceweknya telanjang. Tarian itu hanya berlangsung sekitar satu jam. Sesi berikutnya muncul banyak perempuan dan menarik kami penonton laki-laki ke tempat terbuka dan mereka melepas semua baju kami. Jadinya kami dance berpelukan sambil berdua telanjang. Di sebelah lain tamu cewek ditarik oleh pria-pria yang bugil dan mereka juga menelanjangi tamu perempuan itu lalu diajak dance. Peraturannya setiap lagu berganti maka kami harus ganti pasangan. Sekitar 90 menit dance itu aku mungkin sudah memeluk 10 cewek berlainan. Meski penisku ngaceng, tetapi tidak perlu malu, karena memang semuanya begitu.
Di akhir acara para tamu dipersilakan memilih cewek mana yang akan menemaninya malam ini. Aku menggandeng cewek blasteran bule dan blasteran India. Meskipun cewek-cewek yang aku embat berbeda-beda suku bangsa, tapi di situ rasanya hampir sama, semuanya memuaskan, semuanya ramah dan servicenya semua excellent. Jadi gak perlu cari Nomor Cantik (Nocan). Malam kedua itu aku sanggup bertempur 3 ronde, sesuatu yang jarang terjadi. Satu ronde diawal pertemuan itupun dilayani oleh 2 lobang bergantian. Satu ronde lagi tengah malam dan satu ronde terakhir pada pagi hari.
Hari minggu adalah hari terakhir ku bersama Freddy. Selepas sarapan aku ingin mencoba satu cewek lagi sebelum akhirnya aku pulang ke Jakarta. Sebenarnya pesawatku jam 6 sore. Tapi aku khawatir setelah makan siang aku tidak sempat ngembat. Jadi jam 10 pagi aku mencoba bertempur lagi dengan cewek asal Sunda, Meski tidak ada nafsu, tetapi patnerku pintar membangkitkannya sehingga akhirnya ngaceng juga barang ini. Aku bermain lebih karena sifat serakahku, dibanding keinginan sex. Servicenya tidak beda dengan teman-temannya terdahulu. Selepas makan siang Freddy menawarkan agar aku mencoba satu lagi. Aku sebenarnya sudah jengah, tetapi dia menawarkan acara orgy bersamanya dengan 4 cewek sekaligus. Aku tertarik juga, kami lalu memilih cewek yang akan kami mainkan. Aku baru tahu dari Freddy bahwa di hotel itu ada ruang khusus untuk orgy. Kalau hotel konvensional ada ruang rapat, disini yang ditawarkan ruang orgy. Ruangannya didisain dengan dominan warna merah tua. Bagaimana memulai dan bagaimana bermain secara orgy cewek-cewek itulah yang mengatur. Kami berdua dengan Freddy hanya ikut saja. Pengalaman yang luar biasa dan sulit didapat tandingannya.
Hotel itu tidak mengenakan extra charge, meski kami chek out telat. Kami kembali diantar oleh Mercedes dan supir cewek yang berbeda. Dia mengurus semua keberangkatanku sampai chek-in dan pengurusan bagasi. Hebatnya dia tidak diperkenankan menerima tips. Sanksinya sangat keras jika ketahuan menerima tips.
Di dalam pesawat baru Freddy mengungkapkan soal hotel kami tadi. Dia mengatakan bahwa tarifnya satu malam 5000 dolar per orang, jika longstay seminggu, 4000 dolar permalam dan jika sebulan jadi 2500 dolar per malam. Cewek-cewek yang melayani tamu luar dan dalam negeri digaji 10.000 dolar per bulan. Masa kerja mereka maksimal hanya 2-3 tahun umurnya dalam kisaran 20 sampai 25 tahun. Jika dalam sebulan menerima atau menservice kurang dari 5 tamu, maka mereka akan diberhentikan pada bulan ketiga. Tamu yang diterima adalah yang dibawa oleh tamu yang sudah menjadi member.
Mengenai tamu-tamu wanita, Freddy menjelaskan bahwa hotel ini di bagian lain tersedia khusus untuk tamu cewek. Di situ semua personilnya laki-laki pilihan.
Aku bilang ke Freddy bahwa akau akan kembali lagi, aku menawarkan ke dia untuk sama-sama balik. Aku katakan aku masih penasaran dan inginnya tinggal seminggu. Freddy menyalamiku dan kami akan mengatur waktu untuk mengulang liburan ke Bali lagi. ***


Baca juga...



Kembali ke Beranda

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Pilih judul

Kategori

Pengunjung

Ditunggu kunjungnya kembali...